Kesejatian iman
Ingatkah perumpamaan Kristus mengenai lalang dan gandum? Pada
waktu keduanya masih kecil dan sedang bertumbuh, sulit untuk
membedakan antara lalang dan gan-dum. Namun, setelah gandum
bertambah besar maka perbedaannya dari lalang akan terlihat.
Penulis Ibrani menegur para pembaca suratnya karena mereka masih
kanak-kanak rohani padahal seharusnya sudah dewasa rohani.
Mereka belum mengerti ajaran-ajaran kebenaran firman Tuhan
padahal kebenaran itu akan membuat iman mereka kukuh saat
menghadapi tekanan dan penganiayaan (ayat 5:11-14). Sebaliknya,
mereka justru memperdebatkan ajaran yang tidak utama, misalnya:
pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dll.
(ayat 6:2). Memperde-batkan hal-hal seperti itu bisa membuat
mereka mengabaikan berbagai perkara yang fundamental, seperti:
menerima anugerah keselamatan, pencerahan oleh Roh Kudus, dll.
(ayat 4-5). Akibatnya, mereka dapat berada dalam bahaya, yaitu
menolak ajaran keselamatan sebagai kebenaran. Hal ini berarti
mengingkari anugerah Allah di dalam Kristus (ayat 6). Apakah ini
berarti murtad?
Ilustrasi tanah menjawab pertanyaan tadi. Yang beriman sejati
seperti tanah yang menerima air hujan menjadi subur dan memberi
hasil yang baik. Yang mengeluarkan semak duri yang tidak berguna
adalah mereka yang terus-menerus menerima kabar baik, tetapi
tetap mengeraskan hati. Seorang Kristen yang menyambut firman
Allah dan hidup di dalamnya pasti rohaninya tidak mungkin mati
(ayat 7-8). Seorang Kristen sejati memiliki hidup Kristus. Orang
Kristen sejati tidak mungkin tetap menjadi bayi rohani. Allah
akan berkarya dalam hidupnya, sehingga ia pasti bertumbuh.
Sedangkan seorang yang tidak beriman memang pada kenyataannya
tidak memiliki hidup dari Kristus.
Renungkan:
Jangan terlena oleh status Kristen yang Anda miliki. Pastikan
Anda sudah menjadi murid sejati-Nya melalui bergaul intim
dengan-Nya.