Peka terhadap kebutuhan orang lain

2Raja 4:8-44


Orang sering silau oleh hal-hal yang spektakuler. Baik yang
bersifat jasmani, seperti kekayaan dan kuasa, maupun yang
supranatural, seperti mukjizat. Ada hal lain yang jauh lebih
penting, yaitu hati yang penuh kasih dan peka terhadap kebutuhan
orang lain. Hati seperti ini menjadi syarat Tuhan memakai kita
menjadi berkat untuk orang lain.


Perempuan Sunem ini peka akan kebutuhan Elisa, nabi yang kerap
singgah di rumahnya. Wanita ini membangun sebuah bilik untuk
tempat istirahat Elisa. Semua ini dilakukannya bukan atas dasar
pamrih, tetapi wujud ungkapan kasih kepada Allah yang kudus
(ayat 9). Itulah sebabnya, keinginannya untuk mendapatkan
seorang anak tidak dia ungkapkan (ayat 12-14).


Elisa juga peka akan kebutuhan keluarga Sunem ini (ayat 16).
Kerinduan mereka akan anak dikabulkan Tuhan (ayat 17). Namun,
Elisa belajar pula bahwa kepekaan kepada sesama manusia saja
tidak cukup tanpa pimpinan Tuhan (ayat 18-28). Tuhan membimbing
anak-anak-Nya dengan cara yang unik. Keluarga Sunem itu harus
mengalami tragedi kehilangan anak terlebih dahulu sebelum
mereka mendapatkan kembali anaknya (ayat 32,36-37). Melalui
penderitaan itu mereka sungguh-sungguh merasakan anugeah Tuhan.
Kepekaan Elisa lebih lanjut ditunjukkan dengan kepeduliannya
memenuhi kebutuhan hidup para nabi yang dipimpinnya (ayat
38-44).


Apa yang dilakukan perempuan Sunem dan Elisa tersebut menunjukkan
sikap saling peduli. Dibutuhkan kepekaan dari Tuhan untuk
mewujudkan sikap peduli tersebut. Teladan Elisa dan perempuan
Sunem menunjukkan bahwa sikap saling peduli mereka adalah
kepedulian antara umat dan hamba Tuhan, bukan hanya pada
tingkatan umat. Ketika umat Tuhan mewujudkan sikap saling peduli
tersebut, Gereja menyaksikan kasih dan kepedulian Tuhan kepada
dunia.


Renungkan:
Buka hati kepada Tuhan maka Dia akan membuka hati Anda kepada
orang-orang di sekeliling Anda yang membutuhkan Dia!

Scripture Union Indonesia © 2017.