Hamba Tuhan bagi semua orang

2Raja 4:1-7


Tidak mudah bagi seseorang untuk menjaga diri tetap rendah hati
ketika ia sedang populer. Kecenderungan untuk memegahkan diri
dan merendahkan orang lain adalah godaan besar baginya. Apalagi
bila pergaulannya di kalangan elit, sulit baginya memberi
perhatian kepada orang kecil.


Nama Elisa makin populer di Israel. Ia dianggap sebagai pemimpin
para nabi di Israel. Ia adalah hamba Allah yang dikenal dan
dihormati di kalangan raja. Namun, Elisa tidak menjadi sombong.
Ia tetap dapat didekati oleh orang-orang kecil seperti janda
miskin dari kelompok para nabi ini. Kepedulian Elisa itu nampak
pada sikapnya yang memberi perhatian khusus terhadap masalah
janda tersebut. Pertama, ia menyediakan waktu untuk mendengarkan
keluhan janda ini (ayat 1). Kedua, ia tidak sekadar memberi
pertolongan, tetapi mencoba mengerti situasi dan kondisi si
janda itu (ayat 2). Tujuan sikap Elisa adalah supaya ia dapat
memberikan pertolongan yang tepat sasaran, sekaligus mendorong
si janda untuk memanfaatkan apa yang masih ada padanya (ayat
3-4). Pertolongan yang dilakukan Elisa kepada janda itu bersifat
memberikan kail dan bukan sekadar menyediakan ikan. Ketiga,
pertolongan yang diberikan Elisa tidak hanya untuk menyelesaikan
persoalan sesaat, tetapi untuk mendatangkan masa depan yang
lebih baik (ayat 7).


Kepedulian seperti yang diteladankan Elisa, kini sulit ditemui.
Banyak hamba Tuhan yang melayani dengan motivasi kepentingan
diri sendiri. Kalau yang mengundang gereja besar atau
persekutuan orang-orang berada, acara apa pun bisa dibatalkan
demi memenuhi undangan itu. Akan tetapi, siapa yang peduli
kepada persekutuan-persekutuan mahasiswa dan jemaat-jemat kecil.
Sebagai hamba-hamba Allah, kita dipanggil untuk menyalurkan
berkat Tuhan kepada siapa saja yang memerlukannya.


Renungkan:
Orang yang sudah mengalami anugerah Tuhan tidak mungkin menutup
mata terhadap mereka yang membutuhkannya.

Scripture Union Indonesia © 2017.