Mengenali dan Mengisi Zaman

Lukas 12:54-59
Minggu ke-15 sesudah Pentakosta
Dapatkah kita menilai zaman ini? Kalau bisa, bagaimana caranya? Ini menjadi pertanyaan penting untuk kita pikirkan ketika membaca nas hari ini. Sebab, pertanyaan serupa diutarakan Yesus kepada banyak orang (56). Ia mengatakan bahwa rupa bumi dan langit dapat mereka nilai. Mereka tahu kapan akan datang hujan (54) dan kapan hari panas terik (55). Akan tetapi, mereka tidak tahu bagaimana menilai zaman (56). Bahkan, mereka sampai tidak bisa memutuskan sendiri apa yang benar (57).

Untuk mempertajam konsep pengajaran-Nya, Yesus memakai kisah tentang pertikaian dua orang yang ingin mengajukan perkara mereka kepada pemerintah. Di tengah perjalanan menuju kantor pemerintah, Yesus menyarankan kepada pihak yang berseteru agar segera berdamai sehingga masalah itu tidak sampai pada penuntutan. Pasalnya, kalau tuntutan tiba di meja hakim, hasilnya hanyalah penyesalan atas kesalahan dan kebodohan mereka (58).

Mereka yang menghidupi ajaran kekristenan adalah orang-orang yang mempunyai hikmat dan kebijaksanaan yang bersumber dari ajaran firman Tuhan. Akses kita kepada firman Tuhan bisa dengan banyak cara, seperti membaca Alkitab, mendengarkan khotbah, membaca Santapan Harian, buku, dan sebagainya.

Namun, jangan dilupakan bahwa sumber utama hikmat kita adalah pimpinan Roh Kudus yang selalu menyertai. Kita wajib menyatukan hati dan pikiran agar selaras dengan hati dan pikiran Allah melalui firman-Nya.

Hal-hal yang terjadi di dunia ini seluruhnya ada dalam kendali Allah. Untuk itulah kita harus selalu memohon pimpinan Tuhan dalam mengambil keputusan setiap hari. Hanya dengan cara inilah kita dapat menyongsong, memahami, dan mewarnai zaman. Rela memberi diri dipimpin Tuhan merupakan langkah yang tepat agar kita bisa menjadi garam dunia. Bahkan, ini menjadi senjata bagi kita untuk menyambut masa depan yang penuh kemenangan.

Doa: Tuhan, tolonglah kami agar dapat mengisi zaman ini sesuai dengan pimpinan-Mu. [ER]
Esar Hasahatan Hutahaean
Scripture Union Indonesia © 2017.