Cium Kudus

1 Petrus 5:12-14
Minggu ke-13 sesudah Pentakosta
Dalam budaya Yunani-Romawi kuno, ciuman adalah ekspresi cinta dan kasih sayang yang ditunjukkan kepada anggota keluarga atau teman dekat. Ciuman juga dapat dipahami sebagai tanda penghormatan terhadap status seseorang yang lebih tinggi. Seperti yang tampak dari surat Paulus, komunitas Kristen juga mengadopsi ”ciuman kudus” sebagai tanda cinta kasih (Rm. 16:16; 1Kor. 16:20; 2Kor. 13:12; 1Tes. 5:26).
Cinta kasih Petrus terhadap rekan sekerjanya juga tampak dari suratnya. Silwanus (kemungkinan disebut Silas dalam Kis. 15:22, 25-27) disebut Petrus sebagai ”saudara yang dapat dipercayai.” Dengan menyebut nama Silwanus di suratnya, Petrus mengusahakan agar Silwanus yang membawa suratnya dapat diterima dengan hangat oleh jemaat.
Sedangkan Markus (kemungkinan besar Yohanes Markus dalam Kis. 12 dan 15) disebut Petrus sebagai ”anaknya”. Ini adalah cara Petrus menunjukkan kasihnya kepada Markus yang kemungkinan adalah muridnya, sama seperti Paulus menyebut Timotius sebagai anaknya (1Kor. 4:17).
Petrus juga menyampaikan salam kasih dari kawan di Babilon (kemungkinan sebutan untuk Roma sebagai kota pusat peradaban). Ini menunjukkan bahwa persaudaraan dalam Kristus melampai batas wilayah. Cinta kasih dan uluran tangan melalui surat ini diharapkan Petrus untuk menguatkan jemaat agar mereka tetap berdiri teguh di tengah-tengah berbagai kesulitan yang dihadapi (12).
Ketika kehidupan orang Kristen memancarkan cinta kasih dalam interaksinya, maka Allah hadir dan kehadiran-Nya dapat dirasakan secara konkret oleh komunitas Kristen yang saling mengasihi. Dan ketika cinta kasih Tuhan ini meliputi jemaat yang melampaui wilayah dan denominasi, maka Allah akan memelihara umat-Nya melewati berbagai tantangan dan kesulitan zaman, seperti yang telah Allah lakukan terhadap jemaat Petrus.
Doa: Ajar kami Tuhan untuk saling mengasihi, bukan saja saat situasinya mudah, tetapi juga saat banyak perbedaan pendapat dan kesulitan. [IM]
Ihan Martoyo
Scripture Union Indonesia © 2017.