Iman dalam Api

1 Petrus 4:12-19
Minggu ke-13 sesudah Pentakosta
Difitnah, namun berbahagia. Dinista karena nama Kristus, namun tidak malu dan memuliakan Allah. Demikianlah gambaran Petrus tentang iman dan keselamatan yang dihidupi serta dihayati oleh jemaatnya.
Hidup orang Kristen terkadang seperti ”nyala api siksaan”. Gambaran api yang menimpa dipandang sebagai ujian. Karena itu, Petrus mengatakan kepada jemaatnya dengan kalimat ”Jangan heran” (12).
Seorang Kristen difitnah lawan politiknya dan dijebloskan ke penjara, bahkan mendapatkan kesulitan dari orang terdekatnya. Kisah demikian bukanlah hal asing bagi orang Kristen sepanjang sejarah. Suatu kisah iman yang dimurnikan dengan api, ibarat emas yang justru makin murni di tengah kobaran api yang menyala-nyala (1Pet. 1:6-7).
Petrus menjelaskan bahwa pemurnian dan ujian ini merupakan intisari dari iman. Iman yang sejati bukan sekadar pengakuan pada doktrin keagamaan tertentu, melainkan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus sehingga kita dapat bersukacita dalam kemuliaan-Nya (13).
Ketika kesulitan hidup menerjang, iman mendapat kesempatan untuk dimurnikan dalam api, jika kita memberikan ruang untuk Roh Allah bekerja dalam hidup kita. Dengan berpegang erat pada janji Allah, kita membuktikan diri sebagai anggota rumah tangga Allah sendiri sehingga kita selamat dari hari penghakiman Allah (17-18).
Kesengsaraan yang digambarkan Petrus di sini bukanlah hal yang baik dan berguna pada dirinya sendiri, melainkan disebabkan oleh pemberontakan manusia terhadap Allah. Jangan sampai orang Kristen menderita karena mencuri, membunuh, mengacau, dan lainnya. Sebaliknya, orang Kristen menderita karena berbuat benar. Biarlah kesempatan itu dipakai untuk memuliakan nama Tuhan.
Pada saat dicobai, Ia akan memberikan jalan keluar bagi yang berserah kepadaNya (19; 1Kor. 10:13).
Doa: Ujilah dan selidikilah hatiku Tuhan. Biarlah belas kasihan-Mu menolong aku melewati lembah kekelaman. [IM]
Ihan Martoyo
Scripture Union Indonesia © 2017.