Makan Roti Najis

Yehezkiel 4:1-17
Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

Allah kembali memanggil Yehezkiel sebagai "anak manusia" dan memintanya membuat lambang pengepungan kota Yerusalem (1-3, 7).


Israel akan menderita, tidak berdaya dan tidak dapat berpaling dari pengepungan musuh, sebagaimana Yehezkiel harus berbaring pada sisi kirinya selama 390 hari dan untuk Yehuda ia akan berbaring 40 hari. Adapun 1 hari pembaringannya mewakili 1 tahun pengepungan (4-6, 8). Selama masa berbaring pada sisi kirinya, ia hanya boleh makan dan minum secara terbatas. Roti yang dimakannya harus dibakar di atas kotoran manusia yang sudah kering, tetapi diizinkan menggunakan kotoran lembu (9-12). Bangsa Israel yang dibuang ke tengah bangsa-bangsa akan memakan roti secara najis di sana. Karena bangsa-bangsa itu hidup dalam penyembahan kepada allah-allah lain (13). TUHAN memberi keringanan dengan memberi Yehezkiel izin menggunakan kotoran lembu. Tindakan seperti ini merupakan hal wajar dalam pekerjaan kenabian (bdk. 1Raj. 22:11; Yes. 20:2-3; Yer. 27:2; Yer. 13:4; Hosea 1-3, dsb.).


TUHAN memusnahkan makanan di Yerusalem sehingga mereka memakan roti dan minum air dalam ukuran terbatas dengan hati gundah-gulana untuk menghancurkan umat-Nya (16-17). Tanda yang harus dinyatakan oleh Yehezkiel ini mulai dikerjakan selama masa "diam". Nabi TUHAN yang sejati hanya berbicara dan bertindak sebagaimana diperintahkan Allah sehingga kadang terlihat atau terdengar tidak normal atau melawan arus. Israel sebagai umat TUHAN adalah bangsa yang tegar tengkuk dan terlalu percaya diri. Status sebagai umat Allah mereka selewengkan dengan bertindak sesukanya. Allah sendiri yang mendatangkan hukuman atas Israel dan membuang mereka dari hadapan-Nya.


Menjadi nabi TUHAN bukanlah kesempatan untuk membesarkan diri. Seorang nabi harus takluk pada setiap perintah TUHAN, menyampaikan dan melakukan segala hal yang TUHAN inginkan. Terlepas dari hal itu menyenangkan, logis atau tidak. Hanya taatilah TUHAN! [TNT]

Scripture Union Indonesia © 2017.