Ratapan dan syukur

Mazmur 22

Inilah salah satu mazmur ratapan yang paling intens menggumuli perasaan ditinggalkan Allah (2-3, bdk. Mzm. 13:2). Tidak heran Yesus mengutip penggalan ayat 2 "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" sebagai doa sesaat sebelum Ia meregang nyawa di atas salib (Mat. 27:46; Mrk. 15:34).


Mari kita perhatikan bagaimana pemazmur menggumuli perasaan ditinggalkan Allah dengan sikap berdoa. Selain merasa ditinggalkan Allah (2-3), pemazmur juga kenyang dengan olok-olok musuh (7-9), sehingga ia merasa sudah habis-habisan baik fisik maupun psikis (15-19). Namun, perhatikanlah bagaimana ia menyapa Allah dengan permohonan (12, 20-22) setelah mengingat perbuatan-Nya pada masa lampau atas umat-Nya (4-6) dan atas hidupnya sendiri (10-11).


Bagian kedua mazmur ini merupakan mazmur pujian yang dikumandangkan seolah masalah sudah selesai, pemazmur kembali merasakan penyertaan Allah (23-32). Namun di bagian pertama, kita melihat perubahan perasaan dari mengeluh menjadi keyakinan. Sehingga tidak perlu diherankan kalau ayat 23-32 begitu positif.


Keyakinan akan pertolongan Tuhan yang tepat waktu membuat pemazmur menyatakan tekadnya untuk memegahkan nama Allah di tengah-tengah umat-Nya (23, 26). Ia pun mengajak semua orang untuk memuji Tuhan (24) bahkan ia meyakini bahwa kelak semua orang akan berbalik memuji Allahnya (28-32).


Yesus bukan hanya menggenapi Mazmur 22 dari sisi penderitaan di kayu salib. Ia juga menggenapinya dengan kemenangan-Nya atas kuasa dosa dan maut, sehingga dari penjuru bumi akan ada orang-orang yang menyembah Dia karena keselamatan-Nya atas mereka. Namun, agar penjuru bumi mengenal Sang Juruselamat, Anda dan sayalah yang dipercayakan untuk memberitakannya.

Scripture Union Indonesia © 2017.