Yesus dan Adam

Lukas 3:21-38

Setelah Yohanes menunjuk kepada Mesias, kini giliran Lukas, si penulis Injil memperkenalkan sosok Mesias. Tiga perikop berturut-turut (Luk. 3:21-22; 3:23-38; 4:1-13) berisi perkenalan perdana mengenai Mesias di dalam diri Yesus.


Perkenalan itu dimulai dengan peristiwa pembaptisan Yesus, yang sekaligus menjadi ajang pernyataan dari Allah mengenai pelayanan Yesus sebagai Mesias. Sebenarnya, Yesus tidak perlu dibaptis karena Dia tidak berdosa. Namun dengan dibaptis, Yesus menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa yang harus Dia tebus. Maka, pembaptisan merupakan tanda bahwa karya Mesias untuk menyelamatkan manusia sudah dimulai. Pembaptisan ini diperkenan Allah Bapa sehingga Bapa menyatakan "Engkaulah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (22). Roh Kudus dalam wujud burung merpati turun ke atas Yesus sebagai simbol pengurapan Allah atas jabatan mesianik Yesus.


Identifikasi Yesus dengan manusia berdosa dipaparkan Lukas melalui silsilah Yesus yang berakar pada tiga tokoh utama yaitu Daud (31), Abraham (34), dan Adam (38). Dengan berakar pada Daud dan Abraham, Yesus dibuktikan sebagai keturunan Israel sejati, bahkan keturunan raja, sejalan dengan silsilah Yesus yang disusun oleh Matius (Mat. 1:1). Berakar pada Adam menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia sejati, yang berbagian dengan penciptaan pertama, yaitu anak Allah (38; Kej. 5:1).


Maka, kisah Yesus bukanlah dongeng atau khayalan semata melainkan kisah seorang Anak Manusia sejati, yang hadir di dalam sejarah. Dia ada sebagai keturunan dari orang-orang atau tokoh-tokoh yang pernah ada. Namun berbeda dari manusia-manusia lainnya, Ia tidaklah berbuat dosa. Dan bila dibandingkan dengan Adam, maka kita akan melihat suatu kontras. Adam, sang manusia pertama, telah jatuh ke dalam dosa dan membuat umat manusia tercemar dosa dan menerima maut sebagai upah dosa itu. Namun Yesus, melalui pengurbanan-Nya di kayu salib, menawarkan keselamatan dari hukuman dosa, jika manusia mau percaya kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.