Pelayanan keimaman

Keluaran 29:1-18

Melayani Tuhan adalah sebuah anugerah sekaligus kesempatan yang tak ternilai harganya. Melayani berarti memosisikan diri kita sebagai pelayan. Pelayan dalam bahasa Alkitab adalah seorang budak bagi tuannya. Yang menjadi tuan kita bukanlah sembarang tuan. Dia adalah Tuhan Allah Pencipta Alam semesta, Raja atas segala raja. Maka kita tidak boleh main-main melayani Tuhan, tetapi dengan sikap hormat dan dengan menjaga kekudusan.


Persiapan penahbisan yang digambarkan dalam ayat 1-9 menunjukkan bahwa seorang imam, sebelum melaksanakan tugasnya, harus memiliki komitmen. Tuntutan untuk menjaga dan memelihara kekudusan sebagai seorang imam jelas membutuhkan kesungguhan hati. Persiapan penahbisan itu begitu kompleks dan rumit supaya sejak awal seorang imam belajar untuk menjadi pelayan yang menghargai hak istimewa yang Tuhan berikan kepadanya. Upacara penahbisan adalah upacara penyerahan hati secara total. Tuhan tidak menghendaki pelayan dan pelayanan yang setengah-setengah. Dia menginginkan totalitas komitmen untuk-Nya, karena hidup ini adalah milik-Nya.


Selain komitmen, kehidupan kudus adalah syarat mutlak bagi seorang imam. Maka kurban penghapus dosa mutlak diperlukan untuk proses pengudusan (14). Akan tetapi, pengudusan tidak hanya dilakukan untuk para imam, tetapi juga untuk mezbah (Kel. 29:36). Tidak boleh ada setitik dosa saat berada di hadapan Allah. Allah mempersiapkan umat Israel, juga semua orang-orang percaya yang sudah ditebus dengan darah Kristus, untuk menjadi imam-imam bagi umat manusia, yang membawa mereka bertemu Allah secara pribadi.


Sebagai imam-imam Allah, kita perlu menjaga dan memelihara kekudusan hidup. Di sisi lain, pendamaian penebusan Kristus harus kita bawa ke dalam semua bidang profesi, supaya semua bidang itu terbebas dari belenggu dosa. Almarhum John Stott mengatakan "kita dan hanya kita yang telah mengalami penahbisan darah Kristus yang akan membebaskan dunia dari noda-noda kejahatan."

Scripture Union Indonesia © 2017.