Perlu iman untuk melihat kuasa-Nya

Matius 9:18-34

Mengapa para pemimpin agama Yahudi menolak Yesus, malah mereka
menuduh kuasa Yesus berasal dari penghulu setan (ayat 34)?
Jawabnya: karena mereka tidak beriman! Mereka tidak dapat
melihat dan mengerti bahwa Yesus membawa pembaruan bagi hidup,
baik rohani dan jasmani.


Perikop ini memperlihatkan kepada kita bagaimana iman yang sederhana
bahkan terbatas diterima oleh Yesus. Iman si kepala rumah ibadat
adalah ibarat iman yang kepepet. Karena tidak ada jalan lain, ia
meminta Yesus untuk menghidupkan anaknya (ayat 18). Iman
perempuan yang menderita pendarahan adalah iman yang takhayul,
memercayai akan kuasa yang bisa dialirkan lewat jubah seorang
yang suci. Yesus menerima iman keduanya dan menyatakan kuasa-Nya
yang menyembuhkan. Iman kedua orang buta, yang memanggil Yesus
sebagai "Anak Daud" bisa dikatakan iman yang bercampur dengan
pengharapan mesianis yang keliru. Mereka memercayai bahwa Mesias
adalah keturunan Daud yang akan menyelamatkan mereka dari
penjajahan Romawi. Itu sebabnya setelah mereka sembuh, Yesus
melarang mereka memberitahukan kejadian tersebut untuk
menghindari kesalahpahaman itu semakin merebak. Sebelum
menyembuhkan Yesus menguji keteguhan iman mereka (ayat 28).
Dengan sepenuh hati mereka menyatakan percaya dan Tuhan pun
menyembuhkan kebutaan mereka.


Hanya dengan terbuka kepada karya Yesus, seseorang akan menerima
pembaruan hidup sepenuhnya. Bila kita menolak percaya bahwa
kuasa-Nya ada dan dapat kita alami, maka kita akan seperti orang
Farisi yakni tetap tinggal buta walaupun di sekeliling kita
banyak mukjizat terjadi. Atau kita akan seperti orang banyak
yang tidak mengalami apa-apa saat perempuan yang sakit
pendarahan itu disembuhkan. Atau kita seperti para peniup
seruling dan orang banyak yang menertawakan Yesus, mereka tidak
melihat kuasa-Nya dinyatakan! Hanya waktu kita memakai kaca mata
iman, kuasa-Nya yang dahsyat menjadi nyata.

Scripture Union Indonesia © 2017.