Otoritas sebagai Allah

Matius 9:1-8

Kisah penyembuhan seorang yang lumpuh ini dimuat di ketiga Injil
Sinoptik (lih. Luk. 5:17-26, Mar. 2:1-12). Matius tidak memuat
hal-hal detail yang dipaparkan Lukas dan Markus karena Matius
fokus kepada otoritas Yesus. Yaitu, bahwa Dia memiliki otoritas
yang hanya dimiliki oleh Allah, yaitu mengampuni dosa!


Di dalam pandangan orang Yahudi, siapa pun yang mengklaim bisa
mengampuni dosa adalah seorang penghujat Allah. Hanya Allah yang
berhak mengampuni dosa. Itu sebabnya, ketika Yesus, menyatakan
kepada orang lumpuh tersebut, "... dosamu sudah diampuni" (ayat
2). Ahli-ahli Taurat yang mendengarkan perkataan Yesus langsung
berkata dalam hati mereka, "Ia menghujat Allah" (ayat 3).


Benarkah Yesus menghujat Allah? Matius memaparkan bukti yang kuat,
buat para pembacanya, juga bagi mereka yang menghujat Tuhan,
bahwa Dia sungguh-sungguh memiliki otoritas Allah untuk
mengampuni dosa! Pembaca Injil Matius diperhadapkan dengan
komentar Matius bahwa Yesus tahu iman teman-teman yang membawa
si lumpuh kepada Yesus (ayat 2), bahkan isi hati para ahli
Taurat pun Yesus paham (ayat 4). Yesus adalah sosok Ilahi yang
mengerti hal-hal tersembunyi di dalam hati manusia! Yesus
membuktikan diri-Nya memiliki otoritas Ilahi lewat kuasa-Nya
menyembuhkan si orang lumpuh. Demonstrasi kuasa Ilahi ini
meneguhkan otoritas-Nya untuk mengampuni (ayat 5-6).


Perikop ini merupakan catatan Matius yang pertama akan konfrontasi
para pemimpin agama Yahudi dengan Yesus, walau belum
terang-terangan. Perikop dan pasal-pasal berikut akan
memperlihatkan konfrontasi itu semakin menjadi-jadi. Lewat
konfrontasi tersebut, paling sedikit para murid semakin mengenal
Tuhan mereka. Otoritas-Nya tidak bisa dibantah atau dielakkan.
Mereka dipanggil untuk menyatakan komitmen! Kita juga hari ini,
lewat pembacaan kita, maupun pengalaman bersama Yesus dituntut
untuk komit memercayai dan mengikut Dia sungguh-sungguh.

Scripture Union Indonesia © 2017.