Hukuman Setimpal

Yehezkiel 23:22-35

Apa hukuman paling pantas terhadap dosa pengkhianatan? Membiarkan
akibat pengkhianatan itu menimpa diri si pelaku. Berarti semakin
berat seseorang berkanjang dalam dosa, semakin mengerikan pula
hukuman yang akan dia peroleh. Itulah keadilan Tuhan, yang tidak
bisa kompromi dengan dosa. Itu pulalah yang Tuhan lakukan
terhadap Yehuda.


Pada bagian perikop yang terdahulu (ayat 11-21) telah dipa-parkan
dosa Yehuda yang meniru dosa Samaria, bahkan dengan lebih dahsyat
lagi. Kalau Samaria dituding telah berselingkuh dengan Asyur,
maka Yehuda bukan hanya dengan Asyur (ayat 11-13), tapi juga
dengan Babel (ayat 14-18) sambil mengingat-ingat perselingkuhan
masa lalunya dengan Mesir (ayat 19-21). Kalau hukuman Tuhan
kepada Samaria adalah dengan menyerahkannya ke tangan Asyur, maka
hukuman kepada Yehuda pun akan selaras dengan kualitas
pengkhianatannya.


Tidak heran hukuman yang Allah jatuhkan kepada Yehuda sangat keras.
Tuhan menyerahkan umat-Nya ini ke tangan para teman
selingkuhannya tersebut. Perikop ini terbagi menjadi dua khotbah:
22-27 dan 28-35. Masing-masing dimulai dengan "(oleh) sebab ...
beginilah firman Tuhan ..." Di dalam kedua khotbah ini, Tuhan
menghukum Yehuda dengan menjadikannya bulan-bulanan para
musuhnya. Dulu Yehuda sepertinya memanfaatkan mereka untuk
kepentingan sendiri, kini mereka balik memanfaatkan dan memerah
habis-habisan Yehuda untuk kepentingan mereka sendiri.


Mengapa hukuman dosa begitu keras? Agar si pendosa menyadari
sungguh-sungguh sifat dosa yang sangat merusak dan yang sangat
menyakiti hati Allah. Siapakah yang tidak sakit hati ketika
pasangannya mengkhianati cinta sejati? Kedegilan hati si pendosa
hanya bisa disadarkan kalau ia sendiri telah mengalami
dikhianati, diperlakukan semena-mena. Syukur kepada Kristus, Dia
telah menanggung hukuman pengkhianatan kita kepada Allah melalui
kayu salib-Nya. Bagi kita, ada pengharapan untuk diampuni dan
dipulihkan!

Scripture Union Indonesia © 2017.