Ciuman tipu muslihat

Markus 14:43-52

Siapa orang yang paling malang di dunia ini? Ia yang mengaku diri
sebagai pengikut Kristus dan terlibat dalam berbagai pelayanan,
tetapi akhirnya kehilangan hak waris kerajaan Allah karena
menjual Yesus demi hal lainnya. Inilah yang terjadi dengan
Yudas, murid Tuhan Yesus, yang telah bersama-sama melayani
dengan Tuhan. Hanya karena uang, ia menyerahkan Kristus dengan
sebuah ciuman.


Mengapa Yudas mengkhianati Yesus? Karena ia cinta uang (ayat 10-11),
bukan cinta Yesus. Motivasi Yudas mengikut Yesus bukan karena
kasih. Motivasi Yudas adalah keuntungan diri sendiri. Lalu
bagaimana dengan ciuman Yudas pada Yesus? Pada waktu itu orang
biasa menyalami seorang rabi dengan sebuah ciuman, sebagai tanda
hormat dan sayang terhadap guru yang sangat dikasihi. Ciuman itu
mengandung makna sebagaimana seseorang mencium orang yang dia
kasihi. Yudas memanggil Yesus "Rabi", lalu mencium Dia (ayat
45), seolah-olah saat itu ia menghormati Yesus lebih daripada
biasanya. Ciuman Yudas ternyata ciuman tipu muslihat. Ciuman itu
palsu karena bukan kasih yang menjadi alasannya, melainkan
sebagai tanda menjual Yesus kepada para musuh-Nya. Itulah ciuman
seorang pengkhianat. Ini adalah hal yang sangat suram dan paling
buruk dalam seluruh cerita Injil.


Kita mungkin merasa sudah sangat mengasihi Tuhan dengan rajin pergi
ke gereja atau aktif terlibat dalam pelayanan. Bahkan mungkin
kita banyak menghabiskan waktu untuk berbagai kegiatan
kerohanian. Kita pun senang menyanyikan lagu-lagu rohani yang
berisi pujian kepada Tuhan. Namun pertanyaannya adalah, apakah
itu semua kita lakukan berdasarkan kasih yang tulus dan murni,
sebagai rasa hormat dan kasih kita kepada Dia? Atau karena ada
motivasi lain dibalik semua itu? Biarlah pengalaman Yudas
menjadi peringatan bagi kita. Marilah dengan jujur kita
memeriksa diri kita, iman kita, dan hati kita di hadapan Tuhan.
Jangan sampai Tuhan menjumpai kepalsuan dalam diri kita. Kiranya
Dia hanya melihat kemurnian iman dan ketulusan hati kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.