Kenajisan di rumah Tuhan

Yehezkiel 8:1-18

Pasal 8-11 dipersatukan oleh penglihatan akan kemuliaan Tuhan yang
bergerak meninggalkan bait Allah di Yerusalem. Sosok serupa
laki-laki yang dilihat Yehezkiel (ayat 2, band. Yeh. 1:26-28)
adalah juga Roh yang membawa dirinya kembali ke bait Allah di
Yerusalem agar dapat melihat apa yang terjadi di balik tembok
kokoh rumah Tuhan tersebut. Inti penglihatan sudah dinyatakan
sejak awal, yaitu "berhala cemburuan, yang menimbulkan cemburu"
Tuhan (ayat 3).


Dalam penglihatannya itu, disingkapkanlah kenajisan yang masuk
mengotori rumah Tuhan tersebut. Betapa najisnya tempat itu
diperlihatkan dengan isi maupun kegiatan yang dilakukan di situ.
Ada ukiran berbagai binatang najis dan berhala di bagian dalam
tembok bait Allah (ayat 10) yang sedang disembah oleh 70 tua-tua
Israel (ayat 11). Penyembahan kepada dewa Tamus (ayat 14) dan
dewa Matahari (ayat 16) menambah kekejian ibadah di bait kudus
Tuhan itu.


Yehezkiel memakai tiga kata yang signifikan untuk menyebut bait
Allah. "Tempat kudus" (ayat 6). Ini menunjuk kepada keseluruhan
kompleks bait Allah sebagai tempat yang eksklusif milik TUHAN,
yang telah dinajiskan oleh berbagai ilah palsu dan penyembahan
kepada mereka. "Rumah TUHAN" (ayat 14, 16). Rumah TUHAN bisa
dimengerti sebagai tempat tinggal Allah di bumi ini. Jadi
kehadiran berhala-berhala bagaikan tamu yang tidak diundang
merupakan pelanggaran hak Sang Pemilik rumah. "Bait TUHAN" (ayat
16). Bait secara harfiah adalah istana, tempat raja bertakhta.
Secara khusus "bait TUHAN" menunjuk ke ruangan maha kudus di bait
Allah. Penajisan istana RAJA Israel ini sama saja dengan upaya
pemberontakan.


Paulus berkata, tubuh kita adalah bait Allah yang kudus (1Kor. 3:16;
6:19). Memberi diri kepada ilah lain selain Tuhan adalah sama
dengan melanggar hak-Nya atas hidup kita. Kristus sudah memberi
tubuh-Nya dibinasakan agar tubuh kita kembali kudus dan layak
menerima kehadiran Roh Allah. Jangan biarkan dosa kembali
menajiskan diri kita!

Scripture Union Indonesia © 2017.