Keterlibatan dengan memberi

1Tawarikh 29:1-9

Suatu pekerjaan besar tentu membutuhkan sumber-sumber yang tidak
kalah besar pula. Baik prasarana maupun sumber daya manusia.


Daud benar-benar serius melakukan berbagai persiapan untuk
pembangunan Bait Allah (ayat 2). Ia tahu bahwa itu merupakan
pekerjaan besar. Di samping itu, Salomo, sebagai penerus yang
kelak akan memimpin pekerjaan itu pun masih muda dan belum
berpengalaman (ayat 1). Maka selain meminta dukungan dari para
pembesar Israel, Daud juga memotivasi mereka untuk memberikan
persembahan bagi Bait Allah (ayat 5). Namun Daud bukan hanya bisa
bicara. Ia sendiri telah lebih dulu mempersembahkan hartanya
(ayat 3-5).


Melihat apa yang telah dikumpulkan oleh Daud dan apa yang telah dia
persembahkan bagi pekerjaan pembangunan Rumah Allah, mungkin
orang akan menyimpulkan bahwa semua itu sudah cukup. Tak perlu
lagi melibatkan orang lain untuk memberikan sumbangan. Akan
tetapi, umat Tuhan perlu diberi kesempatan untuk memberi. Bukan
hanya dalam rangka mendukung proyek pembangunan tersebut,
melainkan sebagai suatu bentuk pelayanan mereka kepada Allah.


Maka setelah mendengar perkataan raja mereka dan melihat teladannya,
para pembesar Israel memahami pentingnya pekerjaan besar yang
harus mereka dukung (ayat 7-9). Dengan tulus dan sukarela, mereka
memberi persembahan bagi pembangunan Rumah Allah (ayat 9) dalam
jumlah yang sangat banyak (ayat 7). Mereka bersukacita karena hal
itu (ayat 9).


Mungkin saja kita tidak bisa memberi persembahan dalam jumlah besar.
Namun jangan berpikir bahwa dengan atau tanpa dukungan kita pun
pelayanan dapat tetap berjalan. Itu bisa saja benar, tetapi bukan
itu masalahnya. Keterlibatan melalui persembahan adalah bukti
solidaritas yang membawa sukacita besar karena kita telah
memuliakan Allah melalui pemberian bersama. Karena itu cobalah
mulai melihat pelayanan-pelayanan yang memerlukan dukungan, dan
tanyakan bagaimana Anda dapat terlibat di dalamnya.

Scripture Union Indonesia © 2017.