Sakit karena dosa

Mazmur 38

Penderitaan apa yang dirasakan oleh orang yang sedang dihukum Tuhan
dengan penyakit, oleh karena dosa-dosanya? Tentu yang paling
kentara adalah rasa sakit secara fisik. Ada penafsir yang
mengatakan, pemazmur menderita sakit kusta, karena dikatakan
tubuhnya penuh luka, berbau busuk dan bernanah (ayat 6). Ada pula
yang berpendapat bahwa pemazmur menderita sejenis penyakit
kelamin karena bagian pinggangnya yang meradang dan seluruh
tubuhnya menderita (ayat 8).


Yang lebih berat daripada rasa sakit secara fisik tentu rasa sedih
karena ditinggalkan sahabat. Mungkin mereka meninggalkan dia
karena jijik atau takut ketularan, bisa juga karena mereka tidak
mau disangkutpautkan dengan dosa pemazmur yang menjadi sebab
penyakitnya. Apapun alasan mereka, itu membuktikan bahwa dosa
memang tidak mengenal kesetiakawanan. Setiap orang yang berbuat
dosa harus menanggung sendiri akibatnya. Belum lagi para musuh
yang menggunakan kesempatan untuk menghancurkan pemazmur saat ia
sedang sakit. Kiat pemazmur mengatasi hal ini adalah dengan
pura-pura tuli dan bisu sambil berharap bisa melupakan rasa
sakitnya (ayat 17). Tentu saja kita tahu, hal itu adalah harapan
kosong.


Yang paling menekan pemazmur tentunya adalah kesadaran bahwa Tuhan
murka terhadap dirinya (ayat 2-5). Tidak ada yang lebih berat
daripada tangan Tuhan yang menekan dirinya. Itu sebabnya pemazmur
memohon agar Tuhan segera mengampuni dirinya (ayat 19) dan segera
menolong mengatasi penyakitnya (ayat 22-23).


Kita bersyukur kepada Kristus karena kematian-Nya di kayu salib sudah
menebus kita dari hukuman kekal dosa. Namun itu tidak boleh
menjadi alasan bagi kita untuk hidup sembarangan di dalam dosa.
Ingatlah bahwa Tuhan akan menghukum kita karena pelanggaran kita.
Oleh karena itu, cepat akui dan bereskan dosa Anda. Jangan lagi
bermain-main di dalamnya.

Scripture Union Indonesia © 2017.