Karena kebenaran

2Yohanes 1:1-3

Sang penatua menujukan suratnya kepada ibu yang terpilih dan
anak-anaknya (ayat 1). Mungkin yang dimaksud adalah gereja lokal
dan anggota-anggotanya. Mengapa Yohanes memakai nama kiasan? Ada
kemungkinan surat ini ditulis pada masa penganiayaan terhadap
orang percaya, sehingga Yohanes tidak ingin menyebutkan nama
siapapun di dalam suratnya. Karena bila surat ini ditemukan oleh
pihak penguasa, lalu mereka tahu siapa pengirim dan orang yang
dituju surat tersebut, itu bisa membahayakan hidup kedua belah
pihak. Namun bila tidak ada nama lalu surat itu jatuh ke tangan
pihak yang tak berkepentingan, maka surat itu tidak lebih dari
pesan seseorang kepada sahabatnya. Meski demikian, keinginan
Yohanes untuk menulis surat tidaklah surut.


Para pembaca surat Yohanes adalah orang-orang yang menerima kasih
karunia Allah hingga mereka memiliki iman pada kebenaran Allah.
Selanjutnya terbentuklah komunitas iman. Komunitas itu dikasihi
oleh orang-orang yang juga mengenal kebenaran (ayat 1). Kasih
berhubungan dengan kebenaran. Kebenaran bukan sekadar
pengetahuan. Kebenaran berdiam di dalam diri orang percaya dan
terpancar di dalam keberadaan mereka. Karena kebenaran itu
merupakan kebenaran Allah, maka keberadaannya di dalam diri orang
yang menerima anugerah Allah tidak mengenal batas waktu, tidak
berubah, tidak memudar, tidak berfluktuasi, dan tidak menjadi
kedaluwarsa (ayat 2).


Bila kita mencamkan bahwa kebenaran itu yang menyatukan orang
percaya, maka seharusnya kita menyadari bahwa kesatuan jemaat pun
hendaknya berdiri teguh. Jemaat berdiri bukan karena kesamaan
haluan politik atau kesetaraan dalam tingkat ekonomi. Oleh sebab
itu, jangan sampai kesatuan jemaat goyah karena perbedaan
pendapat, perebutan jabatan pelayanan, atau segala sesuatu yang
kualitasnya berada di bawah kebenaran. Ingatlah bahwa karena
kebenaran Kristus saja kita bersatu. Jika ada perselisihan,
pakailah kebenaran sebagai standar yang mempersatukan.

Scripture Union Indonesia © 2017.