Berharap, bukan mengeluh

Bilangan 14:1-10

Pengaruh sikap dan ucapan buruk bisa berakibat merusak. Lebih-lebih
bila hal itu datang dari para pemimpin. Ketiadaan iman sepuluh
mata-mata Israel bagai virus yang menyebar dengan cepat,
menginfeksi seluruh Israel.


Bangsa Israel ketakutan saat mendengar cerita tentang Kanaan. Kisah
tentang hasil bumi yang melimpah dan subur, sampai setandan
anggur yang harus dipikul oleh dua orang, tidak diterima dengan
dorongan iman (Bil. 13:23)! Malah mereka membayangkan bahwa orang
yang menanamnya tentu lebih besar dan tak terkalahkan! Mereka
jadi ngeri dan menyesali perjalanan yang penuh risiko itu. Bahkan
mereka menyesali Tuhan dan rencana-Nya, serta memilih mati
daripada harus mengikuti rencana Tuhan (1-2). Mereka menyalahkan
Tuhan yang mengeluarkan mereka dari Mesir (3). Bagi mereka, lebih
baik diperbudak di Mesir daripada berjuang meraih tanah
perjanjian. Sebab itu mereka ingin kembali ke Mesir (4)! Kerasnya
reaksi orang Israel membuat Musa dan Harun tak berdaya (5). Yosua
dan Kaleb nyaris dirajam saat memperingatkan orang Israel untuk
tidak melawan Tuhan (9-10). Israel menolak untuk percaya dan
mematuhi Tuhan!


Sikap bangsa Israel mengherankan. Menghadapi musuh yang belum jelas
saja, mereka sudah ketakutan dan berbalik meragukan kebaikan
Tuhan. Padahal janji Tuhan jelas! Seharusnya mereka bersukacita
karena kemakmuran tanah yang Tuhan akan berikan pada mereka.
Jika saja mereka mau maju di dalam iman, niscaya mereka akan
melihat mukjizat!


Menghadapi situasi buruk memang terkadang membuat kita tidak bisa
menguasai diri. Kita jadi mengeluh dan marah-marah kepada Tuhan
yang memperhadapkan kita pada situasi semacam itu. Padahal dengan
begitu kita jadi berdosa karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah
merancangkan hal yang buruk bagi kita. Sebenarnya yang kita perlu
lakukan adalah berpegang pada janji-Nya dan berharap agar Tuhan
menolong kita. Karena pengharapan kepada Tuhan adalah kekuatan
yang mampu membawa kita pada kemenangan.

Scripture Union Indonesia © 2017.