Mazmur 83

Menyongsong kemenangan
Berbicara tentang kemenangan dalam kondisi sulit, rasanya tidak
realistis. Hal yang tidak realistis inilah yang mendominasi doa
Asaf ini. Umat Israel sedang terancam persekongkolan jahat
bangsa-bangsa yang memusuhi mereka (ayat 8-9). Dalam situasi
buruk ini, Perjanjian Allah dan doa yang mengantisipasi
kemenangan menjadi dasar umat Israel bersikap sehingga mereka
mampu menghadapi persekongkolan jahat itu.


Umat Israel menyadari arti perjanjian Allah bagi mereka dan
implikasinya terhadap kesulitan yang mereka alami. Dengan
mengadakan perjanjian, Allah menempatkan diri-Nya di pihak
umat-Nya. Ia menjadi penyelamat, pemilik, dan pelindung umat-Nya,
maka para musuh umat Israel akan menjadi musuh Allah sendiri.
Atas dasar ini, pemazmur berseru agar Tuhan membuyarkan kekuatan
dari persekongkolan jahat itu (ayat 14-16). Hasilnya, doa
permohonan berubah menjadi doa menyongsong kemenangan. Asaf
mengingat akan perbuatan-Nya di masa lalu saat para hakim satu
per satu mematahkan kejahatan bangsa-bangsa zaman mereka (ayat
10-13).


Berdoa berdasarkan perjanjian ilahi harus menjadi disiplin rohani
kita. Realitas hidup tidak selalu ramah. Kesepakatan jahat dari
orang-orang yang berprinsip hidup berbeda dengan kita dapat
menekan kita. Hadapilah perilaku dari orang tak beriman itu
dengan fakta Perjanjian Allah bagi kita. Kita adalah umat
perjanjian karena nyawa Kristus dan meterai Roh Allah. Namun,
kita hanya dapat menghayati kekuatan yang datang dari fakta
perjanjian Allah itu, jika kita sendiri aktif menautkan diri
kita kepada-Nya. Kesadaran tinggi bahwa kita adalah milik-Nya
membuat kita memiliki keyakinan teguh bahwa apa pun yang kita
alami justru akan membuat pihak lawan mengakui kemuliaan Allah
(ayat 17-19).


Responsku:
----------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------

Scripture Union Indonesia © 2017.