Memperjuangkan kebenaran.

Ayub 27:1-23
Minggu Adven ke-4

Tidak sedikit para tokoh iman kristiani, seperti: Paulus,
Petrus, Yohanes, Stevanus, Galileo Galilei, Marthin Luther King,
dll. yang divonis hukuman mati atau dibunuh akibat kesalahan
yang tidak dilakukannya.


Pada nas ini, Ayub memperjuangkan kebenarannya yaitu menyatakan
dirinya tak bersalah (ayat 5). Meskipun, para sahabatnya telah
bersepakat menyatakan penderitaan Ayub adalah karena ia telah
berdosa. Untuk memperjuangkan kebenarannya itu, Ayub membuat
suatu pernyataan yang mencengangkan. Ia mengajukan permohonan
naik banding kepada Allah. Pernyataan Ayub di ayat 2 tentang
Allah yang hidup, "yang tidak memberi keadilan kepadaku, yang
memedihkan hatiku", bukanlah merupakan pernyataan menantang
Allah. Sebaliknya ia menyerukan pernyataan keprihatinannya yang
mempertanyakan kebijaksanaan Allah, berkaitan dengan penderitaan
yang menimpa dirinya.


Melalui ucapan ini sebenarnya Ayub ingin mengungkapkan dua hal:
Pertama, Ayub merasakan kenyataan bahwa hidup telah berlaku
tidak adil terhadapnya. Hal ini diukur Ayub dari kehidupan orang
fasik yang akan memperoleh nasib sial karena telah ditetapkan
Allah (ayat 13-19). Akan tetapi, Ayub bukanlah orang fasik.
Namun, mengapa hidupnya diperlakukan Allah sama seperti hidup
orang fasik? Kedua, Ayub menyatakan bahwa ia benar di hadapan
Allah. Dan sekalipun Ayub harus menanggung penderitaan, Ayub
tetap mengikrarkan keteguhan imannya, Ayub bertekad akan tetap
hidup dalam kebenaran Allah seraya menjaga kemurnian hatinya
(ayat 6).


Setiap orang berhak untuk memperjuangkan kebenaran bagi dirinya
sendiri. Akan tetapi, sebelum Anda melakukan hal itu,
instrospeksi diri dulu bahwa Anda tidak melakukan kesalahan yang
dituduhkan. Jauh lebih baik, jika bukan kebenaran diri saja yang
diperjuangkan. Melainkan hendaknya kita juga berani menyatakan
kebenaran firman Allah yang dituangkan dalam perbuatan,
perkataan, dan pemikiran kita.


Ingatlah:
Jangan gentar untuk memperjuangkan kebenaran, apalagi yang
bersumber dari firman Allah karena Ia di pihak kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.