Ibarat pasir hanyut dalam arus air.

Hosea 4:1-19
Minggu ke-23 sesudah Pentakosta

Dosa yang tidak dibereskan akan menenggelamkan kita. Setiap
orang yang berdosa harus mempertanggungjawabkan perbuatan
dosanya di hadapan Allah.


Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan
perjanjian dengan-Nya. Namun, Israel berlaku seolah-olah tidak
mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa
pun dengan diri-Nya (ayat 1). Itu sebabnya, Allah menggugat
(Ibr.: rib) Israel. Akibat dari tidak mau menjalankan ketetapan
Allah Israel jatuh ke dalam dosa amoral (ayat 2). Hukum Taurat
bagi Israel tidak ada artinya dan tidak berfungsi sama sekali
untuk mengatur hidup mereka. Para pemimpin agama, yang
seharusnya menjadi panutan moral justru adalah pelaku-pelaku
kejahatan yang melanggar norma kebenaran. Mereka menggunakan
nama dan kepentingan agama sebagai kedok untuk menipu dan
memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat 4, 7-8).
Selain dosa pelanggaran moral, Israel juga berdosa menyembah
ilah-ilah (ayat 12-13). Seakan belum cukup, dalam menjalankan
praktek penyembahan berhala itu, Israel juga menajiskan diri
dengan melakukan pelacuran bakti (ayat 13-14). Semua perbuatan
dosa Israel ini ialah perzinaan rohani. Penyangkalan terhadap
Allah selalu bergandengan dengan pelanggaran terhadap norma
sosial dan susila.


Apa yang terjadi pada bangsa Israel waktu itu, kini sedang menimpa
masyarakat Indonesia. Perbuatan amoral yang menjurus pada
perilaku seksual yang salah, percintaan sesama jenis kelamin,
percabulan terhadap anak-anak, dan perselingkuhan banyak
terjadi. Meremehkan hukum Allah, selalu berjalan seiring dengan
kegiatan agamawi yang dilakukan secara lahiriahnya saja.
Akibatnya, kekerasan dan kemunafikan tetap merajalela. Pada
akhirnya, keadaan inilah yang justru menghancurkan bangsa kita.
Ikatkan diri Anda kepada Tuhan. Jangan menjadi sama dengan dunia
ini. Jangan menjadi pasir yang hanyut.


Tugas kita:
Mari, ingatkan anak Tuhan di sekitar kita untuk tidak ikut arus
dosa pelanggaran moral. Jauhi sikap munafik. Nyatakan identitas
kekristenan kita melalui perbuatan bukan dalam bentuk simbolis
keagamaan saja.

Scripture Union Indonesia © 2017.