Ibarat gelas yang telah pecah.

Hosea 3:1-5
Minggu ke-23 sesudah Pentakosta

Mungkinkah rusaknya pernikahan karena perselingkuhan dipulihkan
kembali? Tentu perlu pengorbanan kedua belah pihak. Pertanyaan
yang lebih penting ialah sanggupkah pihak korban mengampuni dan
bahkan mau membayar harga?


Perintah Allah agar Hosea mencintai kembali Gomer dan menebusnya
supaya menjadi istrinya kembali, bukanlah suatu perintah yang
mudah ditaati (ayat 1). Hosea harus mengampuni dan melupakan
semua perbuatan sundal istrinya itu. Bahkan Hosea harus membayar
harga tebusan Gomer senilai harga jual seorang budak wanita
(antara 10-20 syikal perak). Namun, karena ketaatannya kepada
Allah Hosea tetap melakukannya (ayat 2). Dari pihak Gomer pun,
ada harga yang harus dibayar. Gomer harus mengalami masa
penyucian dengan tidak "disentuh"oleh siapa pun, termasuk Hosea
sendiri (ayat 3). Masa pengasingan Gomer ini merupakan masa
pembinaan kembali hubungan antara umat dengan Allah. Penyucian
Gomer adalah langkah simbolis yang berarti Allah mengasingkan
Israel dari semua kekasih mereka (para ilah) yakni Israel
diasingkan ke Negara Asyur. Di negara pembuangan itu, Israel
akan kehilangan para pemimpin selama jangka waktu tertentu.
Akibatnya Israel akan mengalami perasaan hampa yang menuntun
mereka untuk mencari dan berseru kepada Tuhan (ayat 5).


Kristus adalah harga yang dibayar Allah untuk menebus kita, "istri
yang berselingkuh" itu. Kita sudah merasakan kasih Allah yang
begitu besar. Hosea bisa mengampuni bahkan menebus Gomer, kita
pun pasti bisa. Sekarang kita wajib pula menyatakan kasih dan
pengampunan kita kepada pasangan sekalipun ia telah mengkhianati
kita. Suami wajib mengampuni istri dan menerimanya kembali
dengan kasih. Demikian pula sebaliknya istri mau memberi
kesempatan kepada suami kembali.


Renungkan:
Gelas pecah memang sulit dilekatkan kembali tanpa meninggalkan
bekas. Namun, tiada hal yang mustahil bagi Tuhan. Melalui kasih
Kristus, pernikahan karena perselingkuhan sanggup dipulihkan.
Berikan kesempatan bagi kasih dan kekudusan Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.