Cara efektif agar seseorang bertobat adalah dengan
"membiarkannya" menderita sehingga ia berpaling kepada Tuhan
untuk mendapatkan kelepasan.
Allah kecewa dan marah terhadap ketidaksetiaan Israel. Israel telah
berselingkuh dengan Baal (ayat 4). Gambaran ini dilatarbelakangi
oleh kepercayaan agama Kanaan yang menganggap Baal sebagai
pemilik tanah Kanaan. Baal dianggap sebagai pemberi kesuburan
bagi lahan pertanian. Rupanya Israel menganggap Allah mereka
hanyalah Allah `padang gurun' yang tidak mampu memberkati mereka
di tanah Kanaan. Israel lalu menyembah Baal demi kehidupan yang
berkelimpahan di tanah Kanaan.
Apa yang dilakukan-Nya sebagai suami yang dikhianati? Pertama, Allah
memutuskan semua jalan sehingga Israel tidak berhubungan dengan
Baal (ayat 5). Israel akan kehilangan semua berkat Allah yang
selama ini dinikmatinya (ayat 7-8). Israel akan dipermalukan
Allah karena ilahnya tersebut (ayat 9), akibatnya Israel akan
kehilangan segala-galanya (ayat 10-11). Puncaknya, Israel harus
mengalami pembuangan di Asyur (ayat 11b-12). Kedua, tujuan
pembuangan Israel ke Negara Asyur itu adalah untuk membawa balik
"istri" (umat Israel) yang berkhianat itu kepada Allah Israel
(ayat 13-22). Di pembuangan, Israel akan mempunyai banyak waktu
untuk merenungkan kasih Allah yang dulu menjadi milik Israel.
Meski demikian, Allah Israel adalah Allah yang setia. Ia akan
mengembalikan Israel menjadi istri yang dikasihi Allah (Ruhama)
dan kembali menjadi umat-Nya (Ami) (ayat 22).
Tatkala hal-hal duniawi telah menarik perhatian kita untuk berpaling
dari kesetiaan kepada Allah, insyaflah bahwa hanya di dalam
Kristus tersedia berkat sejati untuk hidup kita. Jika kita
sedang mengalami jalan panjang penghukuman Allah seperti yang
dialami Israel sebagai akibat ketidaksetiaan kita, berbaliklah
untuk bertobat kepada-Nya. Ia tak ingin kita binasa, tetapi
ingin kita pulih mesra dengan-Nya.
Yang kulakukan:
Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat ketidaksetiaan kami
diampuni. Kami bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kasih-Mu itu.
Apa yang dilakukan-Nya sebagai suami yang dikhianati? Pertama, Allah memutuskan semua jalan sehingga Israel tidak berhubungan dengan Baal (ayat 5). Israel akan kehilangan semua berkat Allah yang selama ini dinikmatinya (ayat 7-8). Israel akan dipermalukan Allah karena ilahnya tersebut (ayat 9), akibatnya Israel akan kehilangan segala-galanya (ayat 10-11). Puncaknya, Israel harus mengalami pembuangan di Asyur (ayat 11b-12). Kedua, tujuan pembuangan Israel ke Negara Asyur itu adalah untuk membawa balik \"istri\" (umat Israel) yang berkhianat itu kepada Allah Israel (ayat 13-22). Di pembuangan, Israel akan mempunyai banyak waktu untuk merenungkan kasih Allah yang dulu menjadi milik Israel. Meski demikian, Allah Israel adalah Allah yang setia. Ia akan mengembalikan Israel menjadi istri yang dikasihi Allah (Ruhama) dan kembali menjadi umat-Nya (Ami) (ayat 22).
Tatkala hal-hal duniawi telah menarik perhatian kita untuk berpaling dari kesetiaan kepada Allah, insyaflah bahwa hanya di dalam Kristus tersedia berkat sejati untuk hidup kita. Jika kita sedang mengalami jalan panjang penghukuman Allah seperti yang dialami Israel sebagai akibat ketidaksetiaan kita, berbaliklah untuk bertobat kepada-Nya. Ia tak ingin kita binasa, tetapi ingin kita pulih mesra dengan-Nya.
Yang kulakukan: Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat ketidaksetiaan kami diampuni. Kami bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kasih-Mu itu.
", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/2646-t.jpg", 520, 350)'>