Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan.

Yehezkiel 14:12-23
Minggu Ke-8 sesudah Pentakosta

Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat
dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam
pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba
beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab
mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam
Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan
membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang
benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau
menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah
dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka
berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya
karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah
demikian?


Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di
Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin
diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat
serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar
dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah
orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan
kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia.
Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah
atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang
lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini.
Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang
terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat 22-
23).


Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak
mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan
menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya
menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami
prinsip Allah (ayat 22-23).


Renungkan:
Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan
dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan
masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan
pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang
kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan.

Scripture Union Indonesia © 2017.