Jalan derita mulai ditempuh oleh Yesus.

Matius 26:1-16
Minggu Sengsara 6

Pada 2 pasal sebelumnya, Tuhan Yesus mengajarkan
melalui perumpamaan dan penjelasan tentang apa yang
terjadi kelak bila Ia datang kembali dalam kemuliaan-
Nya. Ia akan memutuskan dengan adil dan memberikan
hidup kekal kepada yang setia. Agar hidup kekal dapat
dikaruniakan kepada murid-murid-Nya, Ia harus menjalani
penderitaan. Mulai pasal ini Matius memaparkan
penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Yesus dan
berakhir dengan kemenangan-Nya. Pasal 26 diawali
dengan oposisi yang harus dihadapi oleh Yesus dari para
imam kepala dan tua-tua bangsa-Nya sendiri. Oposisi
mereka ini akan menggiring Yesus untuk disalibkan.
Gerakan di bawah tanah ini didukung oleh Yudas
Iskariot, salah seorang murid Yesus. Ia akan mencari
strategi teraman untuk menyerahkan Yesus kepada musuh-
Nya dengan imbalan 30 uang perak.


Di antara 2 bagian yang menceritakan tentang derita Yesus,
Matius menuliskan peristiwa yang sangat bertolak
belakang, yaitu hadirnya seorang perempuan di rumah
Simon si kusta tempat Yesus berada. Ia datang untuk
mencurahkan minyak yang sangat mahal ke atas kepala
Yesus. Respons tidak setuju dengan alasan pemborosan
segera bermunculan dari para murid. Namun Tuhan Yesus
memakai kesempatan itu untuk menggambarkan apa yang
bakal terjadi pada Dia sebentar lagi, yakni kematian-
Nya. Ia memuji sikap perempuan yang menghormati,
menghargai, dan tahu siapa diri-Nya yang layak menerima
hormat dan pujaan. Apa yang dilakukan perempuan itu
adalah yang terbaik dan termahal bagi yang Termulia
dalam hidupnya. Dari apa yang diperbuatnya
memperlihatkan bahwa Anak Manusia yang sebentar lagi
akan mengalami penderitaan dan mati dikuburkan memang
layak menerima penghormatan yang diwakili oleh
perempuan tersebut.


Matius menunjukkan bahwa Yesus, Anak Manusia yang mulia
harus menderita demi manusia yang menolak dan membenci
Dia. Ia tahu secara pasti apa yang bakal terjadi dalam
perjalanan hidup-Nya 2 hari lagi saat Paskah akan
dirayakan oleh bangsa Yahudi. Meskipun sebagai Anak
Manusia Ia harus menderita, Ia adalah anak Allah yang
mulia.


Renungkan:
Penderitaan Anak Manusia adalah jalan menuju kemenangan
yang agung dan mulia dan kematian-Nya adalah cara untuk
memberikan kehidupan kekal bagi kita yang percaya.

Scripture Union Indonesia © 2017.