Kerelaan untuk berkorban.

Nehemia 11
Minggu ke-24 sesudah Pentakosta

Setiap Kristen tentu berharap agar pekerjaan Tuhan dapat terlaksana
dengan baik. Namun berapa banyak yang mau berkorban demi
terlaksananya pekerjaan Tuhan? Pemikiran inilah yang muncul
tatkala Nehemia harus memilih orang-orang untuk tinggal di
Yerusalem.


Sejak pembuangan ke Babel, jumlah penduduk Yerusalem jauh berkurang.
Penyebabnya pertama, tanah pertanian yang menjadi mata
pencaharian terletak jauh dari Yerusalem sehingga orang memilih
tinggal di dekat tanah pertanian. Kedua, rakyat tidak lagi
memberikan perpuluhan untuk mendukung kehidupan para imam dan
orang Lewi, sehingga para pemimpin rohani ini terpaksa
meninggalkan Yerusalem, kembali ke desanya, dan bekerja di tanah
pertanian. Padahal sebagai ibu kota, Yerusalem harus ditinggali
oleh penduduk dalam jumlah yang cukup agar pembangunan dan
pertahanan dapat berjalan dengan baik. Lebih penting lagi, secara
rohani Yerusalem memang harus ditinggali. Itulah sebabnya
pembayaran perpuluhan kembali ditekankan (11:10-12:28). Tetapi
siapa yang mau tinggal di Yerusalem? Sebagai ibu kota, Yerusalem
menjadi sasaran utama ancaman para musuh. Jika demikian maka
penduduknya pun rawan terhadap ancaman dan bahaya.


Tanpa perlu diundi atau diminta, para pemimpin bangsa harus mau
menetap di Yerusalem. Sebagai pemimpin mereka harus memberikan
contoh kepada rakyat tentang dedikasi dan bakti mereka bagi
kerajaan Israel. Inilah harga yang harus dibayar oleh para
pemimpin. Di saat tidak ada orang yang mau melakukan karena
faktor risiko dan konsekuensi yang besar, pemimpin harus mau
menerima risiko dan konsekuensi apapun. Sedangkan pemilihan
rakyat yang akan menetap di Yerusalem ditentukan melalui undian
sebab mereka percaya bahwa membuang undi adalah cara menentukan
kehendak Allah. Nehemia berserah kepada kehendak Allah mengenai
siapa yang akan tinggal di Yerusalem. Walaupun ditunjuk melalui
undian, mereka yang mau tinggal di Yerusalem tetap dipuji sebab
mereka telah menunjukkan kerelaan untuk berkoban, bukan hanya
demi kemakmuran Yerusalem tetapi juga demi kehidupan kerohanian
seluruh bangsa Israel.


Renungkan:
Kerelaan kita untuk berkorban seharusnya didorong oleh kerinduan
untuk menyembah dan menghormati Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.