Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa.

2Raja-raja 2:19-25
Minggu Paskah 4

Seringkali di kalangan aktivis gereja muncul
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Apa hakikat pelayanan
Kristen? Atau berita apa yang seharusnya kita sampaikan melalui
pelayanan Kristen? Dua pertanyaan itu sebetulnya mengarah kepada
karakteristik pelayanan yang sejalan dengan pelayanan Allah.
Melalui 2 mukjizat yang dilakukan dalam pelayanan pertamanya,
Elisa memperlihatkan karakteristik pelayanan yang sesuai
dengan-Nya.


Karakteristik pelayanan Elisa yang pertama tergambar jelas ketika ia
menyehatkan air di Yerikho. Kota Yerikho memang sudah dibangun
kembali oleh Ahab (1Raj. 16:34), namun tetap menjadi kota yang
tidak produktif. Nampaknya kota ini masih terikat oleh hukuman
yang pernah dijatuhkan Allah melalui Yosua (Yos. 6:26), sehingga
penduduk dan tanahnya mengalami penderitaan. Mukjizat yang
dilakukan Elisa membebaskan kota dan penduduk Yerikho dari
penghukuman dan membawa mereka pada era yang baru. Dengan kata
lain, karakteristik pertama pelayanan Elisa adalah menyatakan
anugerah Allah kepada manusia yang membutuhkannya. Sedangkan
karakteristik kedua pelayanan Elisa berbanding terbalik dengan
yang pertama. Karakteristik kedua ini bersifat menyatakan
penghukuman bagi mereka yang tidak hormat kepada Allah. Ini
nampak dari peristiwa dimana Elisa mengutuk anak-anak yang
mengolok-olok dirinya. Anak-anak ini tidak sekadar menghina Elisa
namun sesungguhnya mereka telah menghina Allah yang diwakilinya
di depan umum. Penghukuman ini merupakan peringatan kepada
seluruh bangsa Israel yang tidak taat dan percaya kepada-Nya
bahwa penghujatan terhadap nama Allah tidak bisa ditolerir.


Kedua karakteristik pelayanan Elisa merupakan satu koin dengan 2 sisi
yang tidak dapat dipisahkan. Bukankah ini juga merupakan
karakteristik pelayanan Allah. Di satu sisi Allah memberikan
anugerah-Nya kepada umat-Nya, namun di sisi lain Allah juga
menyatakan penghukuman kepada mereka yang menolak anugerah-Nya.


Renungkan:
Demikian pula seharusnya Kristen di dalam setiap aktivitas
pelayanannya. Apakah itu pelayanan diakonia, koinonia, maupun
marturia, anugerah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman
kekal harus terus dikumandangkan dan penghukuman Allah kepada
mereka yang menolak anugerah-Nya pun harus ditegaskan.

Scripture Union Indonesia © 2017.