Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala. Seorang

1Raja-Raja 18:1-19
Minggu Epifania 8

Kristen yang bekerja di suatu lembaga dimana nilai-nilai
'religius' dan nilai-nilai moralnya tidak dijunjung tinggi, akan
menghadapi dilema yang sulit, yaitu ikut arus atau melawan arus?
Bila tidak ikut arus, maka konsekuensi pribadi secara langsung
dan segera seperti kehilangan pendapatan, pekerjaan, dikucilkan,
bahkan dibunuh, akan terjadi. Itulah sebabnya banyak Kristen
yang akhirnya ikut arus atau menarik diri dari masyarakat. Kedua
sikap ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara iman Kristen.
Seharusnya Kristen tetap melawan arus dan tetap berusaha untuk
menggarami lingkungannya.


Obaja hidup di suatu masyarakat dimana raja dan rakyatnya
menyembah berhala. Tidak hanya itu, para nabi Allah dibunuh
oleh Izebel, sang permaisuri. Ahab sendiri hanya mementingkan
kekuatan militernya yang tampak dari tindakannya mencari rumput
bagi kuda dan bagal (ayat 5). Bahkan dalam situasi kelaparan yang
demikian parah, Ahab tidak merasa perlu mencari Allah. Malahan
ia mencari rumput sendiri bagi kekuatan militernya. Dengan kata
lain mata rohani Ahab sudah menjadi buta. Bencana alam yang
begitu hebat (ayat 2) tidak menyadarkan dia. Berbeda dengan Obaja
yang tetap takut akan Tuhan dalam situasi seperti ini, berarti
ia tidak ikut menyembah berhala. Ia tidak hanya menyelamatkan
100 nabi dari pembunuhan namun juga menyembunyikan dan memberi
mereka makan dan minum setiap hari. Itu merupakan suatu
tindakan yang berbahaya. Obaja adalah seorang yang berani
melawan arus dan ia pun berhasil dalam kariernya dengan menjadi
kepala istana.


Orang seperti Obaja inilah yang dipakai Allah sebagai alat-Nya.
Tidak hanya sebagai penyelamat 100 nabi, namun juga sebagai
perantara antara Elia dan Ahab. Coba bayangkan, jika tidak ada
orang seperti Obaja, bagaimana Elia dapat meminta Ahab untuk
menemuinya. Seandainya Elia langsung ke istana, ia pasti dibunuh
oleh Izebel. Seandainya Elia menemui orang lain yang tidak takut
akan Tuhan, maka ia pun pasti dibunuh oleh orang tersebut dengan
tujuan mendapatkan pujian dari Ahab dan Izebel.


Renungkan: Negara kita memerlukan "Obaja-obaja" yang mempunyai
kemampuan intelektual, beriman teguh, dan berani melawan arus.
Orang-orang yang demikian diperlukan agar bangsa kita mempunyai
kesempatan untuk kembali kepada Allah.

Obaja hidup di suatu masyarakat dimana raja dan rakyatnya menyembah berhala. Tidak hanya itu, para nabi Allah dibunuh oleh Izebel, sang permaisuri. Ahab sendiri hanya mementingkan kekuatan militernya yang tampak dari tindakannya mencari rumput bagi kuda dan bagal (ayat 5). Bahkan dalam situasi kelaparan yang demikian parah, Ahab tidak merasa perlu mencari Allah. Malahan ia mencari rumput sendiri bagi kekuatan militernya. Dengan kata lain mata rohani Ahab sudah menjadi buta. Bencana alam yang begitu hebat (ayat 2) tidak menyadarkan dia. Berbeda dengan Obaja yang tetap takut akan Tuhan dalam situasi seperti ini, berarti ia tidak ikut menyembah berhala. Ia tidak hanya menyelamatkan 100 nabi dari pembunuhan namun juga menyembunyikan dan memberi mereka makan dan minum setiap hari. Itu merupakan suatu tindakan yang berbahaya. Obaja adalah seorang yang berani melawan arus dan ia pun berhasil dalam kariernya dengan menjadi kepala istana.

Orang seperti Obaja inilah yang dipakai Allah sebagai alat-Nya. Tidak hanya sebagai penyelamat 100 nabi, namun juga sebagai perantara antara Elia dan Ahab. Coba bayangkan, jika tidak ada orang seperti Obaja, bagaimana Elia dapat meminta Ahab untuk menemuinya. Seandainya Elia langsung ke istana, ia pasti dibunuh oleh Izebel. Seandainya Elia menemui orang lain yang tidak takut akan Tuhan, maka ia pun pasti dibunuh oleh orang tersebut dengan tujuan mendapatkan pujian dari Ahab dan Izebel.

Renungkan: Negara kita memerlukan \"Obaja-obaja\" yang mempunyai kemampuan intelektual, beriman teguh, dan berani melawan arus. Orang-orang yang demikian diperlukan agar bangsa kita mempunyai kesempatan untuk kembali kepada Allah.

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/938-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.