Sang Roti Hidup di ”Rumah Roti”

Lukas 2:1-7
Minggu Adven ke-4
Kelahiran Yesus Kristus di kandang domba, di kota kecil Betlehem, tentu sudah sangat kita kenal. Namun, ada dua hal yang sungguh menarik sekaligus unik dalam peristiwa itu. Pertama, nama kota kelahiran-Nya, Betlehem (4). Kedua, Sang Bayi Yesus yang terbaring dalam palungan, tempat makanan domba (7).
Kata Betlehem berasal dari bahasa Ibrani, yaitu bet léḥem, artinya rumah roti. Sementara palungan adalah tempat makanan dan minuman ternak atau binatang, dalam hal ini domba-domba. Tuhan Yesus sendiri dalam Injil Yoh. 6: 35 menyatakan, ”Akulah Roti Hidup. Barang siapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi….” Roti bagi orang Israel adalah makanan pokok. Berdasarkan data di atas, kiranya kita bisa menarik sebuah kesimpulan. Kelahiran Yesus adalah kelahiran Sang Roti Hidup, di ”rumah roti”, dan terletak di tempat makanan dan minuman domba-domba.
Tuhan Yesus, Sang Roti Hidup, juga pernah memberi makan banyak orang yang datang kepada-Nya. Mereka yang datang untuk mendengarkan firman-Nya. Mereka berjumlah lima ribu orang laki-laki. Yesus memberi makan roti untuk kebutuhan tubuh jasmani mereka. Tentu saja, memberi makanan adalah tindakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bukan?
Namun, ada satu hal lain yang merupakan kebutuhan paling pokok bagi manusia. Sesuatu yang lebih penting daripada roti, yaitu keselamatan. Tuhan Yesus Kristus akan memenuhi hal utama itu dalam kehidupan kita. Ia datang untuk menebus manusia dan memberikan pengampunan atas dosa-dosanya. Tuhan Yesus turun ke dunia untuk melimpahkan rahmat dan belas kasihan Allah bagi kita.
Yesus adalah Sang Roti Hidup. Dia yang memenuhi kebutuhan pokok kehidupan kita yaitu keselamatan. Ia, Sang Roti Hidup, diberikan kepada kita di dalam palungan tempat makanan domba-domba, di Betlehem, Rumah Roti. Marilah kita menerima kehadiran-Nya itu agar kita tidak pernah lapar lagi.
Doa: Tuhan, biarlah Sang Roti Hidup itu mengenyangkan jiwa dan roh kami. [SH]
Sri Handoko
Scripture Union Indonesia © 2017.