Nasihat Paulus

Filemon 1:17-25
Minggu ke-7 sesudah Pentakosta
Oscar Wilde pernah mengatakan, ???Setiap orang suci memiliki masa lalu dan setiap orang berdosa memiliki masa depan.??? Ucapannya dapat dipakai untuk menerjemahkan isi surat Paulus kepada Filemon (17-19). Dalam suratnya, Paulus ingin menjadi penengah antara Onesimus dan Filemon. Memang ada masalah serius dalam relasi tuan dan budak. Sebagai seorang budak, Onesimus telah melarikan diri dari tuannya. Ia telah mengambil barang yang menjadi kepunyaan tuannya, Filemon. Menurut konteks saat itu, budak seperti ini sudah tidak berguna lagi dan pantas dihukum mati. Namun bagi Paulus, seorang yang melakukan kesalahan fatal di masa lalu masih dapat berubah dan berguna dalam Kristus. Keyakinan inilah yang mendorong Paulus mengambil risiko dengan cara membebankan semua kesalahan Onesimus pada dirinya. Bahkan Paulus mau membayar segala utang Onesimus kepada tuannya. Lebih dari itu, Paulus menginginkan Filemon mau menerima kembali Onesimus sebagai saudara seiman dalam Kristus (16-20). Setiap orang pernah melakukan kesalahan atau pun kekeliruan pada masa lalunya, namun ia juga wajib diberi kesempatan untuk membangun dan menata masa depannya. Pertama, ia harus mendapat pengampunan dan penerimaan (17). Kedua, ia patut diberi kepercayaan (19). Semangat ini yang mendorong Paulus berani menjadikan reputasi dan integritas dirinya sebagai jaminan atas berbagai kerugian yang disebabkan oleh Onesimus pada masa lampau. Sering kali kita melihat seseorang berdasarkan perbuatan masa lalunya. Lalu, kita mulai mengungkit-ungkit satu per satu kisah orang tersebut. Akibatnya, kita tidak akan bisa menerima keberadaan orang tersebut, apalagi memberinya kesempatan untuk berubah. Keteladanan yang diperlihatkan Paulus menjadi pembelajaran kita, yakni: melihat segala sesuatu dari kacamata Kristus. Karena kita adalah orang berdosa. Tetapi dalam Kristus, setiap orang mendapatkan kesempatan untuk diampuni dan diubah menjadi manusia baru.
Lidia Lebang
Scripture Union Indonesia © 2017.