Jangan Mengeraskan Hati

Matius 26:17-35
Minggu Sengsara ke-5
Pada hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi, Yesus mengutus para murid pergi ke Yerusalem untuk mempersiapkan perjamuan Paskah (17-19). Dalam ruang perjamuan itu, Yesus bercerita bahwa salah seorang murid-Nya akan berkhianat (20-21). Para murid Yesus tampak bingung, bertanya-tanya, dan saling mencurigai satu sama lain (22). Lalu, Yesus menyingkapkan identitas Si Pengkhianat itu (23). Sambil memastikan tentang sesuatu yang memang harus dihadapi Yesus (lih. Yes 42-53), Ia juga menyatakan kutukan bagi orang yang mengkhianati-Nya (24). Pertanyaan Yudas yang munafik dan jawaban Yesus sebenarnya telah menunjukkan bahwa Yudaslah Si Pengkhianat itu (25). Dalam Perjamuan itu, Yesus menjelaskan sesuatu yang bersifat eskatologis, yaitu Ia tidak akan mengambil bagian dalam Perjamuan Paskah ini sampai kedatangan-Nya yang kedua kalinya (26-29; lih. Yoh. 13:30). Setelah Perjamuan itu diakhiri dengan pujian, berangkatlah Yesus ke Bukit Zaitun (30). Berkenaan dengan peringatan, pesan, dan janji Yesus kepada para murid (31-32), dengan gegabahnya Petrus berani memastikan bahwa imannya tidak akan guncang (33). Yesus memperingatkan Petrus dengan keras bahwa kesombongannya akan berakibat fatal (34). Pernyataan Yesus malah membuat Petrus bersumpah bahwa ia rela mati daripada harus menyangkal imannya (35). Jawaban Yesus kepada Yudas sebetulnya sebuah peringatan. Namun, Yudas bersikukuh memilih jalannya sendiri. Sekalipun belum mengerti, Yesus juga mau memperingatkan, menasihati, dan menjanjikan sesuatu untuk kebaikan para murid. Namun para murid-Nya belum sanggup memahami pernyataan Yesus. Tuhan dapat mengingatkan kita melalui Alkitab, khotbah, atau orang beriman lainnya agar kita tidak terpuruk dalam dosa. Karena itu, jangan keraskan hati! Terimalah peringatan Allah! Ambillah waktu dan akuilah segala kesalahan kita. Dengan demikian, Allah yang penuh rahmat akan mengampuni kita (1Yoh. 1:9).??
Rudy Hartono
Scripture Union Indonesia © 2017.