Sakitnya dikhianati

Mazmur 55

Kapankah dalam hidup Daud ia mengalami dikhianati oleh orang yang dianggapnya paling dekat? Saat ia menghadapi pemberontakan putranya, Absalom (2Sam. 15). Bukan hanya putranya yang berkhianat, tetapi juga penasihat kerajaannya, Ahitofel (2Sam. 15:12). Ahitofellah yang membisikkan siasat jitu kepada Absalom untuk menghancurkan Daud. Keduanya adalah pengkhianat.


Kepedihan hati Daud terungkap saat mazmur ini mengalir. Mulai dari rasa takut karena dikejar-kejar putranya sendiri sampai harus melarikan diri ke pengungsian (3-9). Kalau boleh Daud meminta sayap burung agar dapat terbang menghindari kejaran musuh (7-8). Sampai kepada perasaan sakit hati karena yang mengejar untuk membinasakan adalah dua orang terdekat Daud (13-15). Di mata Daud, mereka adalah pengkhianat (21-22).


Namun, Daud tidak sampai terpuruk oleh tekanan ini. Ia tetap mengandalkan Tuhan dan percaya Tuhan pasti menyelamatkannya (17-20). Daud yakin bahwa pengkhianat akan menerima ganjarannya, yaitu kehancuran dan kebinasaan (16, 24). Maka di balik pergumulannya menghadapi deraan musuh, Daud menaruh pengharapannya kepada Tuhan. Ia juga mendorong umat Tuhan memercayakan diri pada Tuhan (23).


Pernahkah Anda dikhianati teman dekat Anda? Kalau ya, tentu Anda dapat menyelami perasaan Daud. Doanya bisa menjadi doa Anda. Namun, jangan lupa bahwa Tuhan Yesus pernah mengalami pengkhianatan yang jauh berlipat ganda. Yudas yang menjual-Nya demi sekantung uang. Petrus yang menyangkal-Nya demi keselamatan diri. Bangsa-Nya sendiri yang bahkan rela menukar-Nya dengan Barabas, si penjahat. Yesus disakiti melebihi kita semua pernah disakiti orang lain. Namun, Ia bukan hanya tidak membalas, bahkan Ia mengampuni mereka!

Scripture Union Indonesia © 2017.