Cinta uang atau Tuhan?

Markus 14:10-11

Setelah percakapan di Betania, Yudas pergi meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain. Tindakan ini tentu bukan reaksi emosional karena kecewa terhadap tindakan Yesus, yang memuji seorang perempuan yang mengurapi Dia dengan minyak narwastu murni yang mahal (dalam Yoh. 12:4, orang yang mengecam itu adalah Yudas Iskariot).


Tampaknya Yudas memiliki harapan-harapan tertentu saat mau mengikut Yesus. Namun kemudian ia sadari bahwa harapannya untuk mendapatkan harta saat ikut Yesus jadi sia-sia. Karena itu ia mencari cara untuk mendapatkan uang, sekalipun dengan mengkhianati Yesus. Yudas, yang tahu betul bahwa imam-imam kepala sangat membenci Yesus, mencoba memanfaatkan keadaan ini. Itu sebabnya ia menjumpai para imam untuk menyerahkan Yesus kepada mereka (10). Bak gayung bersambut, tindakan Yudas ini disambut gembira oleh para imam kepala. Rencana jahat mereka untuk menangkap Yesus akan terwujud dengan bantuan salah seorang murid Yesus sendiri. Dengan iming-iming uang, mereka memuluskan rencana jahat mereka, membunuh Yesus (11).


Mengapa Yudas Iskariot tega mengkhianati Yesus? Bukankah ia adalah salah seorang dari kedua belas murid Yesus yang mempunyai hubungan dekat dengan Yesus? Setiap hari ia berjalan bersama-sama Yesus dan melihat karya Allah dalam perkataan dan perbuatan Yesus. Apakah itu berarti Yesus salah memilih murid? Tentu bukan demikian. Namun dalam perjalanan waktu, Yudas memilih membiarkan dirinya dikuasai keinginan untuk mendapatkan uang. Kecintaan Yudas Iskariot terhadap uang telah melumpuhkan hati nuraninya.


Memang setiap orang butuh uang. Dengan uang, segala kebutuhan hidup bahkan semua keinginan kita bisa terpenuhi. Namun kecintaan terhadap uang bisa membuat kita menomorduakan Yesus, bahkan mengkhianati Dia. Uang memang penting, tetapi uang bukanlah segala-galanya. Maka jangan biarkan diri Anda dikuasai dan dikendalikan oleh uang. Pakailah uang itu sebagai alat untuk melayani Tuhan, dan bukan untuk mengkhianati Dia.

Scripture Union Indonesia © 2017.