Wujudkan cinta kasih Anda!

Markus 14:3-9

Kontras dengan kebencian yang ditunjukkan oleh para imam kepala dan ahli-ahli taurat (Mrk. 14:1-2), adalah pernyataan kasih yang sangat besar dari seorang perempuan kepada Yesus. Perempuan itu mencurahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya ke atas kepala Yesus (Mrk. 14:3). Namun tindakan itu dianggap pemborosan oleh orang-orang yang hadir bersama Yesus di rumah Simon, si kusta (Mrk. 14:4-5). Apa yang dilakukan oleh perempuan itu merupakan pelayanan kasih kepada Yesus.


Perempuan itu adalah perempuan biasa (dalam Injil Yohanes, nama perempuan yang mengurapi Yesus adalah Maria, tetapi dalam Injil Markus ini hanya disebut sebagai "seorang perempuan"). Namun pujian dan penghargaan yang diberikan Yesus padanya menunjukkan bahwa ia jauh lebih tahu tentang apa yang akan segera terjadi pada diri Yesus (8-9). Ia melakukan sesuatu bagi Yesus dengan mempertaruhkan uang dan reputasinya sebagai wujud pelayanan dan kasihnya kepada Yesus. Bagi dia, Yesus jauh lebih berharga dibanding apa pun juga.


Sikap ini sangat berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat dalam perikop sebelumnya, yang menganggap kedudukan dan kuasa jauh lebih berharga di atas segalanya. Itulah sebabnya mereka berencana membunuh Yesus. Begitu pula dengan orang-orang yang hadir saat itu. Mereka menganggap bahwa minyak narwastu terlalu mahal untuk dicurahkan ke atas kepala Yesus. Yang mereka pikirkan hanya uang, yang mereka tutupi dengan alasan untuk membantu orang-orang miskin (5).


Apa yang sudah kita berikan sebagai wujud cinta kasih kita kepada Tuhan? Bersediakah kita mempertaruhkan uang, reputasi, harga diri, bahkan diri kita sebagai wujud pelayanan kasih kita kepada Tuhan? Atau jangan-jangan kita menganggap uang, reputasi, dan harga diri jauh lebih berharga dibanding Yesus? Mari wujudkan kasih kita kepada Tuhan dengan apa yang ada pada kita. Sekalipun kita ditolak, dikecam, bahkan dipandang sebelah mata, kiranya tidak menghalang kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.