Bertekun dalam penantian

Kisah Para Rasul 1:12-26

Bagi sebagian orang, menanti bukanlah perkara mudah. Apalagi menantikan sesuatu yang tidak diketahui kapan berakhirnya. Dalam perikop hari ini, kita membaca bagaimana para rasul juga diperhadapkan pada sebuah penantian. Mereka menantikan janji Bapa, yaitu turunnya Roh Kudus. Bagaimanakah mereka menanti?


Mereka menanti dengan taat. Ketaatan para murid pada perintah Tuhan Yesus ditunjukkan dengan kembali ke Yerusalem untuk menantikan janji Bapa terpenuhi. Setiba di Yerusalem, mereka menuju suatu rumah yang seringkali mereka pakai untuk pertemuan. Di tempat ini mereka bertekun dengan sehati dalam doa (13-14). Doa dalam kehidupan jemaat mula-mula merupakan bagian yang sangat penting.


Mereka menanti dengan mencari kehendak Tuhan. Petrus mengambil inisiatif untuk mengusulkan mencari pengganti Yudas, si pengkhianat, untuk menggenapi jumlah dua belas rasul. Petrus menguraikan bahwa kematian Yudas ini sudah diramalkan di dalam Perjanjian Lama (bdk. Mzm. 108:9). Maka ia mengusulkan untuk memilih pengganti Yudas dengan memberikan beberapa kriteria (21-22). Sekalipun para rasul menggunakan undian untuk mencari kehendak Tuhan, jelas bukan undian yang mereka utamakan, karena sebelum membuang undi mereka semua telah berdoa dengan sungguh-sungguh (24-25). Mereka percaya bahwa Allah yang tahu hati manusia akan menunjukkan jalan-Nya. Allah menggunakan undian berdasarkan doa yang sungguh-sungguh untuk menyatakan kehendak-Nya (bdk. Ams. 16:33).


Konteks kita memang berbeda dengan para rasul. Mereka menantikan janji Bapa sedangkan kita sudah memiliki janji Bapa, yaitu Roh Kudus, saat kita percaya. Yang kita nantikan saat ini adalah kedatangan Tuhan Yesus kembali (Kis. 1:11). Apa yang harus kita lakukan dalam penantian ini? Tetap bertekun dan dengan sehati berdoa bersama saudara-saudara seiman. Percayalah bahwa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita memberi kuasa untuk melakukan kehendak Tuhan dan menjadi saksi-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.