Kursi pengadilan Allah

Mikha 6:1-16

Firman Tuhan yang kita baca hari ini adalah gambaran pengadilan Allah
terhadap umat-Nya. Dimulai dengan seruan Allah pada orang-orang
untuk mendengar pengaduan-Nya serta mempersiapkan pembelaan
mereka terhadap tuduhan yang akan disampaikan (ayat 1-2). Allah
kemudian mengingatkan mereka betapa Ia telah membela, menolong,
dan melindungi umat-Nya. Ia tidak pernah membebani atau melakukan
kejahatan kepada orang Israel (ayat 3-5). Sangat kontras bila
dibandingkan dengan berhala-berhala yang disembah orang Israel,
yang menuntut korban persembahan yang sangat mahal, yaitu
anak-anak mereka.


Bangsa Israel menanggapi perkataan Allah dengan keinginan untuk
berdamai dengan Allah (ayat 6-7). Mereka menawarkan persembahan
korban sebagai pengganti dosa mereka. Mikha menjawab bahwa Allah
tidak menuntut anak-anak mereka untuk dipersembahkan (ayat 8).
Yang Allah minta adalah ketaatan dan kerendahhatian di hadapan
Allah. Sesuatu yang memberikan dampak yang baik bagi bangsa
Israel sendiri, tetapi yang malah tidak dapat mereka lakukan.
Karena itu Allah menyampaikan tuduhan-tuduhan yang membongkar
dosa orang Israel beserta hukumannya (ayat 9-16).


Kita sama seperti umat Israel, yang tidak mampu untuk memilih
ketaatan dan kebenaran, sekalipun kita telah menerima berkat
Tuhan sedemikian banyak. Kenapa? Karena kita semua sudah berdosa.
Dosa identik dengan kematian. Orang mati tidak dapat
menyelamatkan dirinya sendiri. Harus Allah sendiri yang datang
menyelamatkan, barulah kita bisa memiliki kemampuan untuk taat
kepada-Nya.


Sama seperti bagi Israel, akan datang waktunya bagi kita untuk duduk
di kursi pengadilan Allah dan mendengarkan dakwaan atas dosa yang
telah kita lakukan. Kabar baiknya adalah Yesus sudah datang
sebagai Pembela. Ia menanggung hukuman atas dosa manusia. Yang
menjadi pertanyaan, apakah kita sudah menjadikan Yesus sebagai
Pembela kita di pengadilan kelak? Jadikan Dia sebagai Pembela
Agung kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.