Habis gelap terbitlah terang

Mikha 5:1-5:15

Haleluyah! Betapa leganya waktu kita membaca perikop ini. Betapa
tidak, setelah Tuhan menyatakan penghukuman atas dosa-dosa Israel
yang berpuncak pada kehancuran Yerusalem (ayat 4:14), Tuhan
menunjukkan anugerah dan kasih yang luar biasa. Seorang
penyelamat akan lahir! Dia akan menggembalakan bangsa Israel
(ayat 5:3), dan akan memberikan damai sejahtera sejati (ayat
5:4), serta akan menghancurkan musuh-musuh mereka (ayat 5:5).
Bahkan Asyur pun (yang meru-pakan musuh terkuat bangsa Israel
saat itu) tak akan mampu melawan mereka. Siapapun tidak akan
dapat mengalahkan mereka lagi. Betapa tidak, yang akan menjadi
Juruselamat mereka adalah Pribadi yang sudah ada sejak zaman
dahulu kala, bahkan lebih dulu ada daripada manusia (ayat 5:1).
Juruselamat ini, tak lain dan tak bukan adalah Allah sendiri.


Nubuat Mikha telah digenapi dengan sempurna saat Yesus Kristus datang
sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Bandingkan kelahiran Yesus di
Betlehem (Mat. 2:1) dengan Mi. 5:1. Kitalah bangsa Israel masa
kini. Yesus lahir sebagai gembala yang baik bagi kita. Dia
memberikan damai sejahtera sejati bagi orang yang percaya kepada
Dia. Yesus menghancurkan lawan kita, si Iblis, dan membuat kita
tidak lagi memerlukan perlengkapan perang (ayat 5:9), sihir (ayat
5:11), dan allah lain (ayat 5:12-13). Kita hanya perlu bergantung
pada Yesus, dan Dia akan membuat kita menjadi embun bagi orang
lain (ayat 5:6), dan himpitan dunia tidak akan menang melawan
kita (ayat 5:7).


Bagaimana dengan kita? Hal-hal apa yang masih menjadi andalan kita,
melebihi Tuhan? Apakah kita lebih memercayai teknologi? Atau kita
masih memercayai ramalan? Ataukah uang yang menjadi andalan kita?
Kita dapat melihat bahwa sebelum Mesias datang, semuanya gelap,
suram, tidak ada harapan. Yang ada hanya kehancuran dan hukuman.
Namun kedatangan Mesias membuat hukuman dan kehancuran menjadi
tak berdaya. Ada harapan di dalam Dia. Datanglah pada Allah dan
serahkanlah seluruh hidup kita pada-Nya, maka Ia akan membuat
hidup kita bercahaya.

Scripture Union Indonesia © 2017.