Cukupkanlah dirimu!

Mikha 2:1-13

Materialisme ternyata bukan hanya merajai manusia zaman ini.
Orang-orang pada zaman Mikha pun dirasuki dosa itu (ayat 1-2).
Orang-orang Yehuda yang kaya menam-bah harta dengan cara jahat.
Mereka menyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa orang lain keluar
dari rumahnya bila mereka menginginkannya. Ketamakan membuat
mereka iri atas segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Ini
bertentangan dengan Hukum Taurat yang terakhir, yang berkata,
"Jangan mengingini rumah sesama-mu...." (Kel. 20:17).


Materialisme berakar dari ketamakan. Tamak berarti iri dan
menginginkan milik orang lain. Itu berarti tidak puas atas
pemberian Tuhan. Atau dengan kata lain \'tidak tahu bersyukur\'.
Tamak membuat orang melakukan apa saja untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan.


Namun Allah tidak tinggal diam. Penghakiman akan datang (ayat 3-5)!
Tidak terelakkan! Mereka akan menuai apa yang telah mereka tabur.
Harta yang mereka miliki selama itu akan lenyap. Asyur dan Babel
akan menyerang negeri itu dan mengambil semua harta benda mereka.
Mereka akan mati, jauh dari tanah mereka dan terpisah dari tanah
dan rumah yang telah mereka bangun.


Mungkin kita tidak termasuk orang yang menghalalkan segala cara untuk
menguasai harta orang lain yang kita inginkan. Namun bagaimana
kekhawatiran kita tentang harta? Kita hidup dalam zaman
konsumerisme. Para pemilik industri paham kelemahan kita. Mereka
tahu cara meyakinkan kita untuk mengikuti tren agar bisa seperti
orang-orang rupawan yang tampil dalam iklan. Atau bagaimana
perasaan kita ketika tetangga membeli mobil baru? Rasul Paulus
mendorong kita untuk mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki
(1Tim. 6:6-10). Ia memperingatkan bahwa hasrat untuk kaya bisa
membinasakan manusia. Kabar baik bagi kita adalah kita dapat
bertobat dari ketergantungan pada harta atau obsesi pada sesuatu
yang belum kita miliki. Kiranya Tuhan menolong kita untuk merasa
cukup dengan milik kita sekarang.

Scripture Union Indonesia © 2017.