Kehadiran Allah

Yesaya 65:17-25

Suatu kali seorang guru Pendidikan Agama Kristen membahas tentang
kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Ia bertanya kepada murid-muridnya:
"Di manakah surga itu berada ?" Ada beberapa jawaban; " Di
atas!", "Di langit !", \'Di bawah telapak kaki ibu", dan
lain-lain. Jika kita ditanya dengan pertanyaan yang sama, apa
jawaban kita? Sebelum menjawab, kita harus percaya bahwa surga
itu adalah milik Allah dan itulah tempat-Nya. Itu sebabnya ketika
Yesus naik, Dia naik ke surga. Jadi sesungguhnya kita dapat
menjawab, surga ada di mana Tuhan berada.


Bacaan hari ini mau menegaskan adanya (suasana) surga oleh karena
kehadiran Allah. Kita percaya bahwa surga itu sempurna, baik dari
segi suasana maupun dari segi geografis di kekekalan. Namun kita
bisa merasakan dan menikmati suasana surga jika Allah hadir.
Kehadiran Allah membuat sesuatu yang buruk dan kacau menjadi baru
dan indah. Kehadiran Allah merubah dukacita menjadi sukacita,
keheningan menjadi sorak-sorai dan pujian kepada Allah. Dalam
keluarga ada keharmonisan, kesehatan, kerukunan, dan panjang
umur. Anak-cucunya diberkati dan apa yang dikerjakan berhasil!
(ayat 20-23). Kehadiran Allah mendorong komunikasi dan interak-si
yang intim dengan Allah (ayat 24). Selain itu, di lingkungan ada
keharmonisan dan kerukunan, sehingga tidak ada yang perlu
ditakutkan dan dikhawatirkan. "Tidak ada yang akan berbuat jahat
atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus," firman
TUHAN (ayat 25).


Kehadiran Allah membawa perubahan secara radikal. Pertanyaan kita
adalah, di manakah Allah hadir? Yang pasti, Allah hadir di mana
Dia mau hadir. Namun Allah juga mau hadir di mana ada keterbukaan
dan kerinduan akan Allah. Prinsip ini berlaku baik dalam lingkup
kecil maupun luas. Allah mau hadir di hati, di keluarga, di
lingkungan, di gereja, di tempat kita bekerja, bahkan di bangsa
dan negara kita. Apakah Allah sudah hadir dalam hidup kita juga?
Jika belum, persilakan Dia datang!

Scripture Union Indonesia © 2017.