Bahagia karena diampuni

Mazmur 32

Seperti apa perasaan orang yang menyimpan dosa dalam dirinya? Mungkin
ia akan merasa bersalah, atau merasa diri munafik. Bisa juga ia
merasa takut jika dosanya diketahui orang lain. Namun yang pasti,
tak ada anak Tuhan yang tahan lama-lama menyimpan dosa.


Pemazmur pernah mengalami rasa tertekan yang luar biasa saat ia
menyimpan dosa di dalam dirinya. Akibatnya ia seperti orang yang
kehilangan semangat hidup. Baru pada saat membuka diri di hadapan
Tuhan dan mengaku dosa, pemazmur mengalami kelegaan (ayat 5).


Mazmur ini unik. Pada saat yang sama ada pengakuan dosa, tetapi
sekaligus pernyataan bahagia. Mazmur-mazmur "bahagia" (mis. Mzm.
1, 106, 112, 119, 128) pada umumnya mendasarkan kebahagiaan pada
memercayai atau menaati firman Tuhan. Namun mazmur ini justru
menyatakan bahwa kebahagiaan sejati adalah anugerah Allah yang
Maha Pengampun. Oleh karena itu, pemazmur menasihati para
pembacanya agar senantiasa memelihara relasi mereka dengan Tuhan
secara intim dalam doa (ayat 6) dan dalam ketaatan pada
firman-Nya (ayat 8-9). Dengan memelihara komunikasi yang dalam
dengan Tuhan, kita akan mengalami hadirat-Nya terus menerus (ayat
7, 11). Dengan kesadaran bahwa hadirat Tuhan senantiasa
melingkupi kita, kita akan terhindar dari pengaruh kefasikan
dunia yang hanya menimbulkan murka Tuhan dan penghukuman-Nya.


Pemazmur menggubah mazmur ini sebagai suatu bentuk doa pengakuan dosa
sekaligus pernyataan bahagia karena pengampunan Tuhan. Bagi kita
yang sadar telah melanggar firman Tuhan, dekatkan diri pada
takhta anugerah-Nya. Sujud dan mohon pengampunan-Nya. Tekadkan
diri mendekat kepada Dia dalam persekutuan yang akrab lewat doa
dan firman-Nya. Alami sekali lagi penyertaan Tuhan yang indah,
hadirat-Nya yang menakjubkan, dan kuasa-Nya yang dahsyat, untuk
membimbing hidup kita menyaksikan kemuliaan dan kemurahan-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.