Yesuslah jawaban

Yohanes 6:25-40

Yesus menegur orang banyak yang mencari Dia karena ingin mendapatkan
lagi roti hasil mukjizat (ayat 26). Mereka mencari Dia bukan
karena gerak hati, melainkan perut. Padahal mukjizat yang telah
Dia lakukan merupakan tanda keilahian-Nya (ayat 27). Seharusnya
mereka mencari Yesus karena Dialah Anak Allah, Mesias bagi
Israel.


Mereka berpikir salah karena merasa mampu memenuhi kehendak Allah
(ayat 28). Mereka tidak sadar bahwa Yesus justru dikaruniakan
Allah bagi manusia, yang jelas tidak berdaya untuk menyenangkan
hati Allah. Yesus cepat mengoreksi kesalahan pendapat tersebut.
Yesus mengingatkan mereka bahwa pekerjaan yang dikehendaki Allah
ialah percaya kepada Kristus yang telah diutus Allah (ayat 29).
Lalu mereka menuntut bukti kemesiasan Yesus (ayat 30). Jika Musa
dapat menyediakan manna selama 40 tahun di padang belantara,
seharusnya Yesus dapat melakukan yang lebih baik dari itu (ayat
31). Dengan jalan ini, sesungguhnya mereka sedang menginginkan
Yesus memproduksi roti yang lebih baik dari manna dan dalam waktu
yang lebih lama dari 40 tahun! Nyata sekarang bahwa perhatian
mereka hanya tertuju pada makanan. Mereka memandang Yesus hanya
sebagai penyedia roti. Kalau dibandingkan dengan Musa, jelas
bukan Musa yang menyediakan manna, melainkan Allah! Lagi pula
Yesus datang bukan hanya untuk menyediakan roti, melainkan datang
sebagai roti dari surga. Yesus ingin mengangkat pemahaman mereka
dari hal-hal duniawi pada hal-hal rohani. Yesus pun menghendaki
agar mereka mencari Dia karena adanya kelaparan rohani, seperti
roti yang diperlukan bagi kebutuhan jasmani.


Seperti besarnya hasrat kita untuk mencari makanan ketika merasa
lapar, begitulah kiranya kita mencari Yesus sebagai jawaban bagi
kelaparan rohani kita. Dialah yang kita butuhkan di dalam
hari-hari yang kita jalani. Dia harus diundang masuk ke dalam
hidup kita untuk menghidupkan dan menopang kehidupan kita. Dialah
kebenaran dan Dialah jalan menuju kehidupan kekal.

Scripture Union Indonesia © 2017.