Jangan pongah!

Yeremia 50:17-32

Umat Tuhan memang pernah mengalami penderitaan karena Tuhan
menjatuhkan hukuman dengan memakai tangan bangsa lain (17). Tuhan
membangkitkan Asyur untuk menghukum Israel dan memakai Babel
untuk menghukum Yehuda. Tujuannya adalah agar umat Tuhan bertobat
dari kedurhakaannya. Setelah itu, ada kesempatan bagi umat Tuhan
untuk bangun dari reruntuhan iman dan kehidupan mereka. Mereka
akan menerima berkat terbesar yaitu pengampunan atas segala
kesalahan mereka (19-20).


Namun demikian, di dalam kedaulatan-Nya, Tuhan tidak membiarkan
begitu saja bangsa yang telah menyebabkan umat-Nya menderita.
Sebagaimana Tuhan telah menghukum Asyur yang sudah menghancurkan
Israel, begitu pula Dia akan menghukum Babel (18). Babel telah
menantang Tuhan (24) dan bertindak kurang ajar terhadap Dia
(31-32). Tindakan Babel yang berlebihan terhadap umat Tuhan
menunjukkan sikap pongahnya. Itu sebab dalam perikop terdahulu,
para sesembahan Babel dipermalukan (2) dan kesombongan Babel
dihancurkan. Di sisi lain, penghukuman itu menyatakan keadilan
Allah. Dalam sejarah tercatat Asyur dihancurkan oleh sekutu
Babel-Media pada tahun 609 sM. Lalu Babel ditaklukkan oleh
gabungan Persia-Media pada 539 sM dan kota Babel dimusnahkan oleh
Aleksander Agung pada 330 sM.


Dosa Babel adalah kebanggaan diri yang berlebihan, yang kemudian
melahirkan kepongahan. Ini terjadi karena merasa sanggup mandiri
dan mencukupi diri sendiri. Akibatnya? Merasa tidak perlu Tuhan!
Barangsiapa yang merasa bisa hidup tanpa Tuhan, suatu saat akan
menemui kehancuran. Ini merupakan pengingkaran terhadap
kedaulatan Allah.


Mengusir kepongahan tidak selalu mudah. Terutama bila kita punya
kemampuan untuk melakukan banyak hal. Bila kita sadar bahwa sifat
buruk ini pun kita miliki, kita harus datang kepada Tuhan dan
memohon pengampunan-Nya. Niscaya Ia mengampuni dan menolong kita.
Selanjutnya pusatkan perhatian pada kebesaran dan kebaikan Tuhan
saja.

Scripture Union Indonesia © 2017.