Kebutuhan vs keinginan

Bilangan 11:16-35

Tuhan menjawab dua masalah besar yang timbul di tengah perjalanan
umat Israel. Krisis ketahanan kepemimpinan Musa, dan
sungut-sungut bangsa Israel menginginkan daging untuk makan.
Karena kedua krisis itu berakar pada kurangnya iman pada
pemeliharaan Allah maka jawaban Tuhan mengandung hukuman juga!


Tuhan menjawab Musa lebih dulu. Meski bangsa Israel tidak meminta,
tetapi Tuhan tahu bahwa Musa membutuh-kannya. Karena itu, Ia
mengirimkan tujuh puluh orang tua-tua untuk menolong Musa. Karena
tugas mereka tidak mudah, tentu mereka membutuhkan urapan Roh
Tuhan. Maka Tuhan mengambil sebagian Roh yang ada pada Musa dan
menaruhnya atas mereka (24-30). Dengan keterlibatan tujuh puluh
orang pemimpin pembantu dengan urapan Roh, maka beban Musa
diringankan. Orang Israel tidak harus semata bergantung pada Musa
untuk mendengarkan ajaran dan arahan dari Tuhan. Musa menunjukkan
sikap seorang pemimpin yang sedia berbagi wewenang dan peran
(29). Suatu prinsip yang harus dianut oleh semua pemimpin Kristen
masa kini.


Tuhan tak menutup telinga terhadap keluhan Israel. Ia berjanji akan
membuat bangsa itu makan daging selama sebulan (19-20). Menyadari
banyaknya orang yang harus dipenuhi keinginannya, Musa sempat
bingung. Tetapi Tuhan mengingatkan Musa akan kemahakuasaan-Nya
(21-23). Musa akan melihat bagaimana Allah menggenapi firman-Nya.
Dengan cara-Nya yang ajaib, Tuhan mengirimkan burung puyuh. Namun
jawaban Tuhan tidak mengurangi ketamakan mereka. Akibatnya Allah
menghajar mereka dengan tulah yang sangat besar (33).


Kebaikan Allah yang melimpah, baik dalam menyelamatkan maupun dalam
memelihara, membuat kita memandang Allah seolah pelayan kita.
Kita harus tahu menempatkan kebutuhan dan keinginan di bawah
kehendak Allah. Kita bahkan perlu membedakan keinginan dari
kebutuhan, dan dalam segala keadaan tidak mendikte atau memaksa
Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.