Jumat Agung

Lukas 23:33-49

Detik-detik kematian Yesus terus berjalan, makin mendekati waktunya.
Dalam kesakitan yang Dia derita, Yesus masih memohon pengampunan
dari Bapa-Nya atas orang-orang yang telah ambil bagian dalam
penderitaan-Nya ini (34). Siapakah mereka?


Selain Pilatus dan Herodes, ada pemimpin-pemimpin Yahudi. Mereka
mengolok-olok Yesus karena hanya bisa menyelamatkan orang lain
namun tidak bisa menyelamatkan diri sendiri (35). Juga ada para
prajurit yang mengolok-olok Yesus sebagai raja orang Yahudi yang
tidak bisa menyelamatkan diri dari tangan musuh (36-37). Lalu
salah seorang penjahat yang disalib bersama Yesus. Meski berada
dalam status terpidana seperti Yesus, penghujatan terucap juga
dari bibirnya (39). Namun penjahat kedua terbuka mata hatinya
melihat tidak ada kesalahan yang bisa dituduhkan pada Yesus,
sementara ia dan temannya memang layak dihukum (40-41). Iman yang
terbit di hatinya membuat dia melihat Yesus sebagai Mesias yang
akan kembali. Maka dia memohon agar Yesus mengingat dia saat
datang sebagai Raja (42). Yesus memenuhi permintaannya (43).


Bagai berduka, bumi diliputi kegelapan selama tiga jam (44). Seolah
pengorbanan diterima, tabir Bait Suci terbelah dua (45), bagaikan
memberi jalan bagi pendosa yang mau bertobat untuk dapat masuk ke
hadirat Allah. Yesus lalu menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa (46).
Nyata bahwa nyawa-Nya terambil bukan karena manusia
menghendaki-nya, tapi Ia sendiri yang merelakannya. Kematian
Yesus mengguncang semua orang di tempat itu, termasuk kepala
pasukan yang mengawasi proses penyaliban itu (47-48).


Di hari Jumat Agung ini, kita harus mengingat bahwa kematian Yesus
merupakan titik sentral rencana keselamatan Allah. Sebagai
manusia berdosa, kita pun turut ambil bagian sebagai penyebab
kematian-Nya. Namun ada kabar baik: Allah yang penuh anugerah
akan mengampuni dan memberi hidup baru melalui Anak-Nya, asal
kita mau bertobat.

Scripture Union Indonesia © 2017.