Terhambat?...Berdoalah!

Nehemia 4:1-23

Tidak ada pekerjaan Tuhan yang tanpa tantangan. Iblis dan para
pengikutnya tidak senang melihat Kerajaan Allah ditegakkan.
Sedapat mungkin mereka mau merusak, menghambat, bahkan
menghancurkan karya Ilahi yang dikerjakan umat Allah.


Upaya para musuh Israel untuk menggagalkan pembangunan tembok
Yerusalem semakin gencar dan semakin lama semakin terbuka. Mulai
dengan ejekan yang dimaksudkan untuk melemahkan motivasi (1-3),
dilanjutkan dengan ancaman untuk mengacau (7-8), sampai pada
rencana dan tindakan sabotase (11). Kendati demikian umat tidak
terhalangi untuk tetap bekerja (6). Kuncinya adalah pada kehidupan
doa mereka. Nehemia sadar, upaya musuh menggagalkan pekerjaan
mereka adalah upaya teror rohani. Karena itu senjata utama umat
Tuhan tidak lain adalah berdoa (4-5, 9). Mengutamakan berdoa
menyatakan sikap bersandar penuh kepada Sang Empunya pelayanan,
Allah sendiri (14)! Dengan doa, iman diteguhkan. Iman itu mewujud
dalam bentuk kembalinya semangat kerja yang sempat merosot (10),
timbulnya kesetiakawanan yang tinggi (12), dan berjaga-jaga sambil
saling menguatkan dan meneguhkan (13-14, 16-23).


Memang pelayanan rohani selalu mendapatkan perlawanan dari para musuh
Allah. Namun, sebenarnya berbagai hambatan dari dalam diri,
seperti: tawar hati, kejenuhan melayani, kekecewaan terhadap rekan
kerja, dan kepahitan dalam hidup adalah penyebab terbesar
kegagalan umat melayani Tuhan dan menjalani kehendak serta
rencana-Nya. Untuk mematahkan hambatan tersebut kita harus tetap
berdoa dan bersandar pada Tuhan, serta yakin bahwa hanya Tuhanlah
yang dapat menggagalkan usaha-usaha musuh (Iblis) tersebut.


Renungkan: Kenakan seluruh perlengkapan senjata rohani kita
karena lawan kita bukan sekadar darah dan daging melainkan
kuasa-kuasa kegelapan yang dikomandani Iblis (Ef. 6:10-20).

Scripture Union Indonesia © 2017.