Minta, cari, ketok!

Matius 7:7-12

Apakah yang membuat permohonan doa kita dijawab? Kesungguhan
kita berdoakah, atau kebaikan Allah yang ingin memberikan yang
terbaik untuk kita? Tuhan Yesus mengajar kita bahwa keduanya
tidak bertentangan tetapi saling menunjang. Kita berdoa dengan
penuh kesungguhan bukan karena Allah perlu "dipaksa" oleh
klaim-klaim kita, tetapi karena kita percaya Allah baik adanya.


Tuhan Yesus menegaskan kesungguhan dan ketekunan berjalan seiring
dengan keyakinan bahwa doa kita disambut oleh Bapa Surgawi yang
baik. Ia melukiskan hal berdoa itu dengan tiga kata kerja:
minta, cari, ketok (ayat 7). Melalui ketiga kata kerja itu Ia
menegaskan dua hal penting tentang doa. Pertama, posisi pendoa
ada dalam posisi orang yang berkebutuhan sedangkan Tuhan dalam
posisi penjawab dan pemenuh kebutuhan. Dalam posisi demikian,
yang menentukan bukan pendoa tetapi sang Penjawab doa.


Kedua, ketiga kata kerja itu menekankan keserasian antara kegiatan
berdoa dan sikap bersungguh serta bertekun dalam doa.
Kesungguhan dan ketekunan berdoa itu lahir dari keyakinan bahwa
Allah baik adanya dan pasti akan menjawab doa-doa kita sesuai
dengan sifat baik sempurna-Nya sebagai Bapa Surgawi. Yesus
mempertentangkan Bapa Surgawi dengan bapak duniawi. Bila bapak
duniawi yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada
anak-anaknya, alangkah lebih baik lagi sikap dan tindakan Bapa
Surgawi kita (ayat 11). Keyakinan akan kebaikan Allah bukan saja
berdampak pada kehidupan doa kita, tetapi juga berdampak pada
sikap sosial kita (ayat 12). Seperti Bapa Surgawi memberikan
yang terbaik untuk kita, kita juga mau memberikan yang terbaik
untuk sesama kita.


Ingat:
Berdoa berarti menundukkan diri kepada kehendak Allah. Jangan
menjadikan doa alat untuk mengatur atau memaksa Tuhan. Yakinlah
bahwa Allah baik dan akan memberi yang terbaik bagi kita. Jangan
berdoa asal-asalan sebab itu berarti menyepelekan kebaikan
Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.