Doa yang benar.

Matius 6:9-15

Tuhan Yesus bukan hanya mengoreksi motivasi dan isi ibadah,
serta doa yang salah. Ia kini mengajar mereka bagaimana mereka
seharusnya berdoa. Berdoa itu berbicara langsung dengan Allah
secara hangat, sederhana, dan apa adanya. Dengan hangat kita
memanggil Allah, Bapa Surgawi kita sebab Tuhan Yesus, Putra-Nya
yang Tunggal telah lebih dulu memanggil kita untuk mengikut Dia
dan belajar dari Dia. Doa itu sederhana, tidak rumit dan
bertele-tele sebab bukan pertunjukan rohani, tetapi merupakan
perjumpaan hati dengan hati. Doa dalam hubungan riil
memungkinkan orang membuka hidupnya apa adanya di hadapan Allah.


Doa yang baik mendahulukan kepentingan Allah lalu menempatkan
kepentingan kita di dalam wilayah kepentingan Allah. Inilah
sifat isi doa yang Tuhan Yesus ajarkan. Tiga pokok penting
menyangkut Allah (ayat 9-10) merangkul tiga pokok penting
kebutuhan nyata kita (ayat 11-13). Doa yang dimulai dengan
sapaan iman kepada Allah Bapa Surgawi, ditutup dengan pernyataan
iman tentang kedaulatan Allah (ayat 13b). Tiga hal yang perlu
kita utamakan dalam doa dan hidup kita adalah Nama, Kerajaan,
dan kehendak Allah. Kita berdoa agar diri Allah dijunjung
tinggi, pemerintahan-Nya terwujud, dan kehendak-Nya yang baik
itu terjelma dalam dunia nyata ini di dalam dan melalui kita.
Allah juga memperhatikan kebutuhan jasmani dan rohani kita.
Karena itu, kita tidak perlu ragu memohon Allah memenuhi
kebutuhan hidup kita dan kebutuhan kita akan pengampunan dan
kemenangan dalam pencobaan.


Kita perlu berdoa menurut doa yang Tuhan Yesus ajarkan ini dengan
segenap hati dan menjadikan kebenaran di dalamnya model bagi
doa-doa kita. Hubungan kita dengan Allah tidak dapat dilepaskan
dari keadaan hubungan kita dengan sesama, jadi penerimaan Allah
akan doa kita pun terkait dengan penerimaan kita akan sesama
kita.


Ingat:
Hayati dan terapkan prinsip serta isi doa ini setiap kali Anda
berdoa.

Scripture Union Indonesia © 2017.