Kau bukan yang dulu lagi.

Hosea 9:10-17
Minggu ke-24 sesudah Pentakosta

Kasih Allah tidak terbatas, dan tidak pernah berubah walaupun
anak-anak-Nya sering mengecewakan-Nya. Kita meyakini hal
tersebut sebagai kebenaran karena firman Tuhan menyatakannya.
Ini dibuktikan melalui kematian dan kebangkitan Kristus, demi
keselamatan kita. Akan tetapi, kalau sampai Allah berkata dalam
kepedihan hati, "Aku tidak akan mengasihi mereka lagi!" (ayat
15b), itu berarti kedurhakaan umat-Nya sungguh-sungguh
keterlaluan.


Buah anggur tidak pernah tumbuh di padang gurun. Berarti menemukan
anggur di tempat yang gersang itu sungguh suatu berkat yang luar
biasa. Demikian juga, memperoleh buah sulung ara merupakan suatu
santapan yang lezat. Itulah dulu gambaran keadaan Israel di mata
Allah (ayat 10a). Namun, sekarang Israel telah berubah, tidak
seperti yang dulu lagi. Ketika itu Israel masih suci dan bersih,
menjadi kesayangan dan kesukaan Allah. Mengapa Israel bisa
berubah? Karena mereka telah berkhianat dengan menyembah
Baal-peor. Mereka telah berkali-kali menajiskan diri dengan ilah
lain, dan diulangi kembali di nas ini. Hal ini menyebabkan Allah
kembali harus menghukum Israel. Dan ini menyedihkan hati Allah
ketika Ia menimpakan hukuman-Nya kepada umat-Nya. Kedudukan
Israel tidak lagi mulia dan anak-anak mereka tidak lagi
diberkati. Kejahatan mereka sendirilah yang membuat Allah tidak
mungkin mengampuni mereka lagi. Israel bukan hanya dihajar dan
diserahkan ke tangan musuh, melainkan Allah sendiri akan
membuang mereka (ayat 15-17). Beratnya hukuman Allah ini
menyiratkan Allah sudah patah arang dengan mereka. Semua ini
menyatakan betapa sakit hati-Nya Allah dikhianati oleh
kekasih-kekasih-Nya sendiri.


Syukur kepada Tuhan, belas kasihan dan kasih-Nya jauh melampaui rasa
sakit hati-Nya terhadap umat-Nya. Penghukuman Allah yang begitu
dahsyat tidak pernah dimaksudkan untuk memusnahkan umat-Nya.


Bersyukurlah:
Kasih dan pengampunan Tuhan lebih besar dari sakit hati-Nya
akibat pengkhianatan kita. Nyatakan syukur Anda tidak saja
melalui bibir tetapi terutama melalui kelakuan.

Scripture Union Indonesia © 2017.