Pertobatan palsu.

Hosea 6:1-7:7
Minggu ke-24 sesudah Pentakosta

Pertobatan sejati pasti disertai bukti yang nyata: meninggalkan
dosa. Hal yang dulu dilakukan tanpa perasaan bersalah, sekarang
menjadi sesuatu yang dijauhi.


Banyak dan mudah kita menemukan pertobatan palsu kini. Tandanya di
bibir mengaku dosa, tetapi hati tetap menikmati kejahatan; atau
bertobat bukan untuk sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan,
tetapi hanya demi terhindar dari konsekuensi dosa. Orang
demikian jelas hidup dalam kemunafikan. Dalam nas ini, karena
teguran Allah dan harapan-Nya akan pertobatan Israel (lih. Hos.
5:15), maka umat Israel mengaku dosa dan bertobat. Namun,
pertobatan Israel itu palsu. Perhatikan di Hos. 6:1-3 dalam doa
pertobatan Israel tersebut, tidak ada pengakuan dan penyesalan
sungguh-sungguh akan dosa-dosa mereka. Sebaliknya, Israel hanya
menekankan kebesaran kasih Allah tanpa mengungkapkan kenyataan
bahwa Allah membenci dosa.


Di mata Tuhan, pengakuan Israel itu bukan pertobatan sejati. Bahkan
ibadah korban untuk memohon pengampunan pun tidak lebih dari
sekadar perbuatan ibadah lahiriah saja (ayat 4-6). Kenyataannya
mereka masih melakukan praktek dosa. Israel masih tidak
menghormati isi ikatan perjanjian Sinai (ayat 7). Israel tetap
melakukan tindakan kejahatan yang lama, yaitu kaum imam bagaikan
penjahat yang menghadang darah dan melakukan perbuatan-perbuatan
mesum yang menjijikkan (ayat 8-10); mereka melakukan beragam
perbuatan dosa seperti merampok dan menjarah (ayat 7:1); bahkan
mereka menipu dan menjerumuskan para pemimpin negara untuk
semakin bergelimang dalam dosa (ayat 7:3-7).


Jika masih ingin berdosa, berdosalah jangan tanggung-tanggung sampai
Allah menghajar habis-habisan. Mungkin dengan cara itu, Allah
akan membuat Anda kapok. Memang Allah berniat mengampuni dosa
dan menyelamatkan kita dari hukuman. Akan tetapi itu tidak
dijanjikan-Nya kepada para pemain sandiwara rohani.


Camkanlah:
Perbuatan saleh keagamaan bisa dilakukan sebagai topeng di depan
manusia. Akan tetapi, Tuhan tidak tertipu dengan persembahan dan
penampilan saleh kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.